Status Hagia Sophia kini disoal lagi. Banyak yang ingin bangunan cantik di Turki itu dikembalikan lagi fungsinya sebagai masjid, bukan museum. Perdebatan pun menghangat.
Hagia Sophia selama ini dikenal traveler sebagai sebuah museum. Namun bangunan bersejarah ini pernah jadi sebuah masjid di era kekuasaan Ottoman. Lebih jauh lagi, di era Kekaisaran Byzantium, Hagia Sophia adalah sebuah gereja.
Gagasan untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid lagi diutarakan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, pada bulan Maret 2019 lalu. Presiden Erdogan menyatakan akan mengembalikan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid.
Erdogan mengatakan, mengubah bangunan bersejarah itu menjadi museum adalah sebuah keputusan yang keliru. Erdogan juga mengatakan bahwa pengubahan status Hagia Sophia itu bukanlah hal yang tidak mungkin.
"Itu tidak mustahil... tapi kami tidak akan melakukannya di bawah nama 'museum' melainkan 'masjid' Hagia Sophia," kata Erdogan dalam sebuah sesi wawancara di televisi Turki saat itu.
Sebagai informasi tambahan buat traveler, pengubahan status Hagia Sophia menjadi sebuah museum dilakukan oleh Mustafa Kemal Attaturk di tahun 1934. Attaturk adalah pemimpin beraliran sekuler, sedangkan Erdogan adalah pemimpin partai Islam.
Dilansir detikTravel dari AP, Jumat (3/7/2020), Dewan Perwakilan Rakyat Turki mulai membuka lagi wacana pengubahan Hagia Sophia menjadi sebuah masjid pada Kamis (2/7) kemarin.
![]() |
Namun perdebatan hangat mencuat lagi di publik terkait pengubahan status Hagia Sophia menjadi sebuah masjid. Banyak pihak yang tidak setuju dan merasa bahwa ini adalah taktik Erdogan untuk meraih hati golongan konservatif dan mengalihkan isu tentang masalah ekonomi Turki.
"Ini bukan hanya debat soal bangunan. Attaturk menjadikan Hagia Sophia sebagai museum untuk menggaris bawahi visinya dalam menjadikan Turki negara Sekuler dan nyaris 100 tahun kemudian, Erdogan ingin melakukan hal yang sebaliknya," ungkap Soner Cagaptay, analis untuk Washington Institute.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Patriarch Bartholomew, salah satu pemimpin Kristen Ortodoks di Turki, menyatakan bahwa Hagia Sophia selama ini sudah menjadi 'rumah' bagi penganut Kristiani selama 900 Tahun dan umat Muslim selama 500 tahun. Sudah saatnya Hagia Sophia jadi simbol persatuan antar kedua agama itu.
"Sebagai museum, Hagia Sophia bis berfungsi sebagai tempat dan simbol dialog damai antara kebudayaan dan agama, kesepahaman dan solidaritas antara umat Kristen dan Islam. Mengubah Hagia Sophia jadi masjid lagi akan mengubah pandangan jutaan umat Kristen di dunia dalam memandang Islam," Bartholomew menambahkan.
![]() |
Menteri Luar Negeri Yunani, Nikos Dendias, pun berharap hal yang sama. Presiden Erdogan harus bijak dalam merealisasikan wacana tersebut.
"Saya harap Presiden Erdogan tidak melanjutkan rencana yang bisa menyakiti Turki. Monumen ini sudah melewati banyak hal, image Turki akan hancur bila itu terjadi," kata Nikos.
Sudah beberapa tahun belakangan, di dalam Hagia Sophia sering diputar lantunan ayat suci Al Quran. Presiden Erdogan juga tercatat beberapa kali menunaikan ibadah salat di sana.
Menurut laporan kantor berita Hurriyet, dan media lokal di Turki lainnya, pengubahan Hagia Sophia menjadi sebuah masjid bisa terjadi pada tanggal 15 Juli mendatang.
(wsw/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol