Letusan dahsyat dari sebuah gunung mampu membantu kebangkitan Kekaisaran Romawi. Tapi, efek lainnya adalah dua kekaisaran kuno runtuh.
Bertolak jauh ke belakang, setelah pembunuhan Julius Caesar di Roma kuno, ada catatan sejarah yang menggambarkan wabah flu yang tidak biasa, kekurangan makanan, penyakit dan kelaparan. Para sejarawan telah lama menduga bahwa cuaca ekstrem yang tidak dapat dijelaskan ini dapat dikaitkan dengan letusan gunung berapi. Tapi mereka tidak dapat menentukan di mana atau kapan letusan seperti itu terjadi atau seberapa parahnya itu.
Ada beberapa gunung berapi yang dicurigai, yakni di Nikaragua, Sisilia, dan Kamchatka di Timur Jauh Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menganalisis abu yang terperangkap dalam es dan catatan lainnya, sekelompok ilmuwan dan sejarawan internasional telah menemukan hal baru. Bahwa, letusan gunung Okmok di Alaska lebih dari 2.000 tahun lalu yang bertanggung jawab.
Baca juga: Napak Tilas Kota Kuno Abad 8 di Thailand |
Ledakannya sangat masif karena mampu menciptakan kawah selebar 10 kilometer yang masih terlihat hingga hari ini. "Untuk menemukan bukti bahwa gunung berapi di sisi lain Bumi meletus dan secara efektif berkontribusi pada runtuhnya Romawi dan Mesir kuno lalu berperan pada kebangkitan Kekaisaran Romawi sangatlah menarik," kata Joe McConnell, seperti diberitakan CNN.
![]() |
"Orang-orang telah berspekulasi tentang ini selama bertahun-tahun, jadi menarik untuk dapat memberikan beberapa jawaban," Joe menambahkan. Ia seorang profesor riset hidrologi di Desert Research Institute di Reno, Nevada. Ia juga seorang penulis penelitian.
Penikaman Caesar oleh para senator Roma memicu perebutan kekuasaan yang pada akhirnya mengakhiri Republik Romawi. Lalu ada perubahan dari pemerintahan demokratis ke kediktatoran Kekaisaran Romawi. Itu menyebabkan Mesir berada di bawah kekuasaan Romawi.
Dalam studi itu, letusan gunung tersebut menyebabkan kegagalan panen, kelaparan, dan penyakit. Kemungkinan efek lainnya yakni memperburuk keresahan sosial dan berkontribusi pada perubahan politik di peradaban Barat ini.
"Meski kita tidak dapat benar-benar membuktikan bagaimana cuaca ekstrem dan kegagalan panen, kekurangan makanan, dan penyakit epidemi berkontribusi terhadap kejatuhan Republik 2.000 tahun lalu, tampak logis bahwa letusan itu pasti memainkan peran penting," Joe menguraikan.
![]() |
Inti es Arktik atau Kutub Utara
Tim ilmuwan menganalisis abu vulkanik, yang dikenal sebagai tephra. Butirannya ditemukan terperangkap dalam inti es Arktik yang diambil dari Greenland dan Rusia.
Kegiatan ini untuk menghubungkan periode iklim ekstrem yang tidak dapat dijelaskan di Mediterania dengan letusan besar-besaran gunung Okmok di Pulau Umnak, Kepulauan Aleutian.
Mereka membandingkan tephra yang ditemukan di es dengan tephra dari gunung berapi yang diperkirakan meletus pada waktu itu. Sangat jelas bahwa debu itu jatuh ke es pada 43 SM dari letusan Okmok II.
![]() |
Letusan gunung Okmok ini menghasilkan dampak vulkanik yang berlangsung selama dua tahun, kata studi itu. Suhu turun 7 derajat Celsius di belahan bumi utara.
Perubahan suhu dapat dilihat dalam catatan cincin pohon di Skandinavia, Austria dan California. Ada satu pinus bristlecone di Pegunungan Putih California, memiliki cincin es yang menunjukkan suhu di bawah titik beku pada awal September 43 SM.
Ada pula catatan iklim dari gua-gua di China juga menunjukkan penurunan suhu dalam tiga tahun setelah letusan. Musim panas dan musim gugur saat itu lebih basah, gunung Okmok masih aktif hingga kini dan terakhir meletus pada 2008.
Di wilayah Mediterania, kondisi basah dan sangat dingin selama musim semi akan mengganggu kegiatan bertani para petani. Terjadi hingga musim gugur kejadian itu yang mungkin mengurangi hasil panen.
Para peneliti juga mengidentifikasi letusan gunung berapi yang lebih kecil yang erupsi pada tahun 44 SM di Gunung Etna di Italia.
Ilmuwan mengatakan bahwa letusan ini dapat membantu menjelaskan fenomena yang tidak biasa ketika kematian Caesar. Saat itu langit amat gelap dan terdapat tiga matahari di langit.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan