Sebagai maskapai full service, Garuda Indonesia punya pangsa pasar sendiri. Dirut Garuda Irfan Setiaputra bicara soal jam terbang hingga penumpang Garuda yang unik selama ini.
Memimpin maskapai plat merah sekelas Garuda Indonesia bukan perkara mudah. Itulah yang dirasakan oleh Dirut maskapai penerbangan plat merah tersebut, Irfan Setiaputra.
Irfan bilang Garuda sudah identik dengan pelayanan terbaik makanya penumpang selalu menuntut poin tersebut dalam penerbangan. Sejumlah kebiasaan penumpang Garuda pun menghasilkan rumus strategi hingga tipe-tipenya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal itu dikupas tuntas oleh sang Dirut Garuda Irfan dalam webinar Jakarta Chief Marketing Club (CMO), Rabu (8/7/2020), yang dimoderatori oleh Hermawan Kartajaya, founder dan chairman MarkPlus, Inc.
"Kita menemukan fakta, orang yang terbang selalu punya alasan. Apakah alasan itu sifatnya vakansi atau berlibur. Penumpang Garuda ini cukup banyak yang klasifikasinya untuk keluarga yang sakit, reuni, gowesan rame-rame. Kita juga surprise banyak gowesan di Lombok maupun pergi ke luar negeri maraton lari 5K," kata Irfan menjabarkan karakteristik penumpangnya.
Kemudian, juga ada tipe penumpang Garuda yang kerap membawa bagasi hingga puluhan kilogram saat liburan ke luar negeri. Mayoritas datang dari kalangan ibu-ibu.
"Terbang ke Amsterdam diizinkan membawa barang 40 kg walau Anda duduk di ekonomi. Saya yakin ibu-ibu bawa barang coat puluhan tiap kali difoto dan di-post di Instagram kesannya berbeda, beliau di banyak tempat karena berganti coat sepatu dan kerudungnya warna warni," ujar Irfan.
Yang tak kalah menarik, Irfan juga menyadari kalau tak sedikit pelanggannya berasal dari kalangan perusahaan plat merah. Tentu bukan rahasia umum, kalau perusahaan plat merah diwajibkan untuk terbang dengan sang maskapai nasional.
"Kita juga menyadari bahwa banyak penumpang kami memang klasifikasinya, diakui, yang dibayarin oleh perusahaan. Mereka sebenarnya bukanlah loyal, tapi penumpang yang trapped. Ini artinya kalau dibayarin kantor naik Garuda, kalau liburan sendiri cari yang lain yang murah. Penting sekali kita pay attention ke customer ini, karena mereka ini lah yang jadi loyalis penyumbang Garuda, pegawai negeri, BUMN dan pegawai perusahaan multinasional," Irfan menjelaskan.
Menariknya lagi, Irfan mempunyai alasan maskapainya kerap disukai oleh penumpangnya yang datang dari kalangan pekerja plat merah. Antara lain soal jam terbangnya, apalagi untuk penerbangan ke luar negeri.
"Garuda selalu terbang ke luar negeri sebelum jam 12 malam, kenapa? Kalau buat BUMN kalau terbang keluar sebelum jam 12 SPJ-nya dua kali (dobel). Jadi kita dengan mudah mengalahkan airlines lain dengan berangkat dari Jakarta sebelum jam 12 malam," ujar Irfan.
Itulah beberapa keunikan dan tipe penumpang dari maskapai Garuda Indonesia. Tak melulu bicara harga, penumpang punya alasan masing-masing untuk terbang dengan maskapai pilihannya. Begitu pun untuk para penumpang Garuda Indonesia.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!