Cerita Pramugari Kereta Api di Era Pandemi: Awalnya Takut

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Cerita Pramugari Kereta Api di Era Pandemi: Awalnya Takut

Bonauli - detikTravel
Minggu, 12 Jul 2020 20:10 WIB
Pramugari kereta api
Pramugari kereta api (Bonauli/detikcom)
Jakarta -

Pramugari, sebuah pekerjaan di bidang jasa yang selalu punya cerita menarik. Lalu, bagaimana kisahnya di saat pandemi ini?

Gina Salsabila adalah seorang pramugari kereta api atau biasa disebut dengan prami. Tugasnya tak beda dengan pramugari pesawat yang melayani penumpang dalam perjalanan.

Kemudian datanglah pandemi Corona. Semua industri transportasi harus tutup sementara, tak terkecuali kereta api jarak jauh, di mana para pramugari harus bekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ada Corona, pekerjaan kami juga terdampak. Kami dirumahkan," ujar Gina dalam wawancara eksklusif bersama detikTravel. Kemudian datanglah pandemi Corona. Semua industri transportasi harus tutup sementara, tak terkecuali kereta api jarak jauh, di mana para pramugari harus bekerja.

PT KAI Daop 1 Jakarta mulai membatalkan sejumlah perjalanan kereta api jarak jauh dari bulan April. Meski dirumahkan, mereka tetap digaji dengan potongan.

ADVERTISEMENT
Pramugari kereta apiPramugari kereta api (Bonauli/detikcom)

"Kami tetap digaji, tapi dipotong beberapa persen karena dampak pandemi," ungkapnya.

Selama tak bekerja, Gina mengaku hanya tinggal di rumah. Sebagai tulang punggung keluarga, Gina menggunakan tabungannya untuk membeli kebutuhan selama pandemi.

"Kami dari PT Reska juga mengadakan charity untuk membantu teman-teman yang membutuhkan di masa pandemi," ujarnya.

Setelah PSBB berskala besar yang dilakukan oleh Indonesia, kereta api jarak jauh mulai kembali lagi masuk trek. Kuda besi jarak jauh dipersiapkan untuk kembali mengangkut wisatawan dengan era new normal.

Syarat-syarat seperti tes kesehatan, masker dan surat keterangan perjalanan harus disiapkan oleh penumpang. Para pramugari dan pramugara juga sama.

"Seminggu sebelum dinas kami harus melakukan tes kesehatan berupa rapid test di RS Medistra. Kalau dinyatakan negatif kami boleh kembali bekerja," cerita Gina.

Gina juga menuturkan bahwa persiapan sebelum memulai dinas juga jadi lebih lama. Kalau dulu mereka bersiap 2 jam sebelum perjalanan, sekarang jadi 3 jam sebelumnya.

Alat Pelindung Diri (APD) disiapkan oleh pusat. Gina dan teman-temannya kini harus menggunakan masker, face shield, dan sarung tangan sebagai APD.

Pramugari kereta apiPramugari kereta api (Bonauli/detikcom)

Sebenarnya jumlah kasus infeksi Corona di Indonesia cukup tinggi. Namun desakan perekonomian tak bisa dihindari oleh Indonesia. Jujur saja, bekerja dengan orang yang tak dikenal selama berjam-jam di atas kereta api memang butuh apresiasi.

"Pertama kali dinas itu 2 Juli kemarin ke Tegal. Awalnya takut sih, tapi makin ke sini udah biasa. Penumpang juga kan di cek suhu sebelum masuk kereta dan diberi face shield. Belum lagi duduknya harus berjarak sekarang," katanya sambil tersenyum.

Demi meminimalisir kontak, pelayanan penumpang di atas rangkaian juga sedikit berbeda. Kalau biasanya pramugari dan pramugara berkeliling untuk menjajakan makanan resto di kereta api, di era new normal tidak diberlakukan.

"Sekarang kami tidak lagi berjualan keliling. Lewat announcer kami memberitahu penumpang jika ingin makan atau minum bisa langsung ke restorasi," pungkas Gina.Demi meminimalisir kontak, pelayanan penumpang di atas rangkaian juga sedikit berbeda. Kalau biasanya pramugari dan pramugara berkeliling untuk menjajakan makanan resto di kereta api, di era new normal tidak diberlakukan.




(bnl/rdy)

Hide Ads