Bhutan menjaga ketat rekornya sebagai negara dengan kasus Corona terendah. Kembali hidupkan pariwisata, Bhutan terima turis lagi.
Negara paling bahagia sedunia ini memang sangat berhati-hati dalam tiap kebijakan. Bahkan sejak dulu Bhutan sudah sadar pentingnya pariwisata berkelanjutan dengan menerima sangat sedikit turis tiap tahunnya.
Begitu pula di era new normal ini. Bhutan tak mau tergesa-gesa untuk pamer wisatanya, namun bergerak dengan sangat hati-hati.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya Economic Contingency Plan (ECP). ECP adalah strategi awal Bhutan untuk meningkatkan turis. Bhutan pun menyetujui dua orang turis untuk liburan ke sana.
Sekali lagi, hanya dua turis yang diperbolehkan masuk ke Bhutan. Angka ini memang sangat kecil namun menjadi perhitungan Pemerintah Bhutan.
![]() |
Namun dua turis ini menjadi pembuka dari dua titik pos pemeriksaan wisatawan terbaru di Bhutan, Gelegohu dan Samdrup Jongkhar. Pos pemeriksaan ini berada di kaki bukit yang indah.
Untuk saat ini memang hanya dua titik ini saja yang baru dibuka. Sehingga pemerintah bisa mengontrol dan melacak turis-turis yang masuk ke Bhutan sesuai dengan protokol kesehatan pasca pandemi Corona.
"Sekitar 35 persen dari turis yang datang ke Bhutan tahun 2018 berkunjung dengan alasan cuaca yang bagus. Beruntung Bhutan punya cuaca bagus," lapor Pemantauan Pariwisata Bhutan.
Langkah ini menjadi persiapan Bhutan dalam program Protokol Operasional Standar sementara. Nantinya program ini akan dilihat kembali dan diimplementasikan sampai pedoman Pengelolaan Pariwisata Daerah diluncurkan.
Negara kecil di Asia Selatan ini bukan cuma paling bahagia tapi juga punya udara paling bersih. Masyarakatnya memegang teguh ajaran Buddha untuk hidup sederhana dan bahagia.
(bnl/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum