Polisi di Barcelona akhirnya menutup pantai yang terlalu ramai dipadati wisatawan. Ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Corona.
Usai lockdown Spanyol dilonggarkan, pemerintah memang membuka sejumlah tempat wisata termasuk pantai. Bertepatan dengan musim panas, wisatawan berbondong-bondong datang ke pantai untuk main air atau sekadar berjemur menikmati sinar matahari.
Sayangnya, wisatawan di beberapa pantai di Barcelona jumlahnya berlebihan. Mereka tak mematuhi aturan pemerintah yang membatasi jumlah kunjungan di pantai. Imbasnya, polisi memutuskan untuk menutup tempat wisata itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Associated Press, Kamis (23/7/2020) polisi memblokade pintu masuk pantai dan menggunakan pengeras suara untuk menyarankan wisatawan agar segera membubarkan diri. Ini dilakukan karena pantai sudah penuh sesak dan dapat meningkatkan risiko penularan Corona.
![]() |
Barcelona dan daerah lain di wilayah timur laut Catalonia Spanyol telah mengalami wabah terbesar di negara itu sejak Eropa mengakhiri lockdown nasional tiga bulan yang ketat. Lockdown itu dianggap berhasil menurunkan angka penularan Corona yang telah merenggut 28.400 jiwa.
Saat ini otoritas kesehatan Catalan melaporkan temukan 1.200 kasus per hari pada Sabtu (18/7/2020). Dengan jumlah kasus yang terus bertambah, Catalan melarang pertemuan lebih dari 10 orang.
Pemerintah juga menyarankan penduduk Barcelona dan daerah di sekitarnya meninggalkan rumah hanya untuk keperluan bekerja atau hal-hal penting saja. Menteri Kesehatan Spanyol, Salvador Illa juga mendesak agar warga Barcelona mengikuti pedoman tersebut. Ia juga mewajibkan seluruh masyarakat mengenakan masker.
Berdasarkan penghitungan dari Universitas Johns Hopkins, jumlah korban meninggal akibat Corona di Eropa telah mencapai lebih dari 199 ribu orang. Para ahli mengatakan jumlah sebenarnya bisa jadi lebih tinggi dari itu, karena pengujian yang dilakukan terbatas dan alasan lainnya.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!