Pandemi COVID-19 tak hanya jadi kabar buruk bagi pariwisata Indonesia. Thailand diprediksi kehilangan puluhan juta wisman tahun ini.
Hal itu pun diungkapkan oleh Kepala Bank of Thailand, Veerathai Santiprabhob dalam sebuah seminar hari Senin ini seperti dilansir detikcom dari Reuters (20/7/2020).
Pihak Bank of Thailand memprediksi, bahwa tahun ini hanya akan ada 8 juta kunjungan wisman ke Negeri Gajah Putih. Jumlah itu turun 80% dari jumlah wisman tahun 2019 lalu sebanyak 39,8 juta wisman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal bagi Thailand yang hidup dari sektor pariwisata, jumlah kunjungan wisman itu menyumbang 11,4% GDP negara. Tentunya akan butuh waktu beberapa tahun agar jumlah wisman kembali seperti sedia kala.
"Akan butuh waktu dua tahun bagi ekonomi untuk kembali ke level sebelum COVID-19. Ini akan jadi jalan panjang untuk penyembuhan," ungkap Veerathai.
Adapun, efek domino dari berkurangnya jumlah wisman itu akan berdampak pada bertambahnya jumlah pengangguran dari sektor pariwisata dan terkait.
Kondisi itu juga diperparah dengan menurunnya mata uang Baht Thailand yang tengah berada di titik terendah selama lebih dari tujuh pekan. Hanya saja, posisi Thailand di luar negeri disebut masih cukup kuat.
Dari dalam negeri, pariwisata Indonesia menargetkan devisa sebanyak USD 21 miliar dan USD 23 miliar dari ekonomi kreatif di tahun 2020. Angka ini tadinya diperkirakan naik dari tahun 2019.
Tahun 2019, devisa dari sektor pariwisata mencapai Rp 280 triliun. Angka ini naik dibandingkan tahun 2018 yaitu Rp 270 triliun. Jika tahun lalu devisa dari wisata mencapai Rp 280 triliun maka tahun ini devisa hanya Rp 140 triliun saja.
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum