Hubungan Turki-Yunani Memanas Gegara Hagia Sophia Jadi Masjid

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hubungan Turki-Yunani Memanas Gegara Hagia Sophia Jadi Masjid

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Senin, 27 Jul 2020 21:46 WIB
Hari ini Hagia Sophia menggelar Salat Jumat. Ibadah tersebut menjadi kali pertama sejak 86 tahun berfungsi sebagai museum.
Foto: Masjid Hagia Sophia (Chris McGrath/Getty Images)
Istanbul -

Hubungan antara Turki dan Yunani memanas. Gara-garanya Yunani yang tidak setuju keputusan Turki mengubah Hagia Sophia jadi masjid. Turki pun mengecam Yunani.

Yunani merupakan salah satu negara yang bereaksi cukup keras atas keputusan Turki untuk mengubah fungsi Hagia Sophia yang semula museum menjadi masjid.

Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis sampai menyebut apa yang terjadi di Hagia Sophia adalah "bukan unjuk kekuatan, tetapi bukti kelemahan". Mitsotakis mengeluarkan pernyataan ini selepas Sholat Jumat perdana di Hagia Sophia dalam 86 tahun terakhir, pada Jumat (24/7) pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Yunani, Nikos Dendias, meminta Presiden Erdogan bijak dalam merealisasikan wacana mengubah Hagia Sophia menjadi masjid.

"Saya harap Presiden Erdogan tidak melanjutkan rencana yang bisa menyakiti Turki. Monumen ini sudah melewati banyak hal, image Turki akan hancur bila itu terjadi," kata Nikos.

ADVERTISEMENT

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy langsung merespons pernyataan pedas Mitsotakis. Ia menyebut reaksi Yunani terkait Sholat Jumat di Hagia Sophia yang dihadiri oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan ribuan umat Muslim itu sebagai "bentuk permusuhan Yunani terhadap Islam dan Turki,".

Aksoy juga mengecam keras aksi pembakaran bendera Turki yang terjadi di Thessaloniki, Yunani. Dia menuduh pemerintah Yunani dan parlemen memprovokasi publik dengan pernyataan bermusuhan atas Turki.

"Anak-anak manja Eropa, yang tidak dapat menerima sujud di Hagia Sophia, sekali lagi mengalami delusi," Aksoy dalam pernyataannya seperti dikutip detikTravel dari AFP, Senin (27/7/2020).

Selain gara-gara Hagia Sophia, hubungan antara Turki dan Yunani juga tegang karena masalah imigrasi. Terutama setelah Ankara membuka kembali perbatasannya bagi para pengungsi yang akan masuk ke Eropa awal tahun ini.

Hagia Sophia sendiri merupakan salah satu situs Warisan Dunia UNESCO. Awalnya bangunan ini adalah katedral di masa Kekaisaran Bizantium. Lalu, gereja ini kemudian dikonversi menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada 1453.

Oleh Mustafa Kemal Attaturk, Hagia Sophia lalu diubah menjadi museum pada 1934. Namun akhirnya oleh pemerintahan Presiden Erdogan, Hagia Sophia diubah menjadi masjid sampai sekarang.




(wsw/ddn)

Hide Ads