Borobudur Terapkan Ganjil Genap... untuk Pedagang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Borobudur Terapkan Ganjil Genap... untuk Pedagang

Eko Susanto - detikTravel
Kamis, 06 Agu 2020 13:45 WIB
Pedagang di Candi Borobudur.
Pedagang di Candi Borobudur buka kembali (Eko Susanto/detikTravel)
Magelang -

Sentra Kerajinan Makanan Borobudur (SKMB) di kompleks Candi Borobudur buka kembali. Dibuat sistem ganjil genap.

Pengelola SKMB menerapkan sistem ganjil genap kios yang buka sebagai salah satu bentuk penerapan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya kerumunan.

Berdasarkan pantauan, kawasan SKMB ini dibuka kembali semenjak dua minggu yang lalu. Adapun suasana terlihat pengunjung sepi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kawasan SKMB yang berada di pintu keluar Candi Borobudur memang dibangun agar pengunjung yang hendak pulang bisa membeli oleh-oleh suvenir, juga makanan.

Untuk pembukaan kembali ini pengelola menerapkan protokol kesehatan. Sebagai contohnya jika pengunjung yang memasuki pintu 1 telah mencapai 20 orang, pengelola akan menutup pintu 1 tersebut. Kemudian, pengelola mengarahkan pengunjung memasuki pintu 2 dan seterusnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerumunan.

ADVERTISEMENT
Pedagang di Candi Borobudur.Suasana di area pedagang Candi Borobudur (Eko Susanto/detikTravel)

Selain itu, pedagang yang buka sesuai dengan ganjil genap nomor kios disesuaikan dengan tanggal genap maupun ganjil. Untuk hari ini, jatah membuka kios dagangan pemilik kios nomor ganjil.

"Ini dibuka kios dibuat shift satu hari ganjil, satu hari genap. Jadi, saya dua hari sekali bukanya dan hari ini pas jatahnya buka," kata Sri Winayah (50), salah seorang pedagang suvenir saat ditemui detikTravel di SKBM Blok D Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kamis (6/8/2020).

Pedagang di Candi Borobudur.Ganjil genap untuk kios pun diterapkan (Eko Susanto/detikTravel)

Ia menuturkan selama SKMB dibuka pengunjung yang lewat dijatah 20 orang untuk per pintunya. Selama pandemi virus Corona itu untuk omzet penjualan menurun drastis. Pengunjung yang lewat tidak begitu ramai.

"Penurunan itu karena pengunjung yang belum banyak. Terus sekarang minat beli pengunjung menurun," tuturnya seraya menyebut periode selama pandemi libur 4 bulan itu.

Sebelum pandemi, katanya saat libur sekolah atau libur Hari Raya per hari pendapatan kotor bisa memperoleh sekitar Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Sedangkan saat ini pada hari Sabtu dan Minggu, bisa laku saja sudah bersyukur.

"Kalau sekarang, Sabtu dan Minggu saja, kadang laku, kadang nggak. Kalau sekarang laku tiga saja (kaus) sudah, Alhamdulillah," katanya yang berjualan kaus dan pakaian.

Hal senada disampaikan pedagang lainnya, Rida (43). Ia bilang pengunjung di sentra kerajinan di Candi Borobudur tidak seramai dulu. Dia berharap situasi ini segera berakhir dan kondisi pulih seperti sebelum COVID-19.

"Penjualan turun banyak. Semoga situasi ini segera pulih," kata dia.




(rdy/fem)

Hide Ads