Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan angka negatif pada kuartal kedua tahun 2020 ini. Lantas, bagaimana nasib dunia pariwisata di negara ini?
Indonesia tengah dibayangi ancaman krisis. Pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2020 ini negatif tepatnya jatuh ke minus 5,32 persen. Sektor pariwisata tak luput juga dari ancaman itu. Pemerintah pun turun langsung untuk mencegah agar krisis itu tak terjadi.
"Ada dua sisi yang harus kita intervensi, yaitu sisi supply dan demand. Supply adalah destinasinya dan pelaku usaha pariwisata, dan demand adalah turisnya. Sekarang Kemenko Perekonomian sedang memfinalisasi apa saja insentif-insentif yang diberikan untuk pemulihan ekonomi nasional. Ada relaksasi kredit, bantuan langsung dan sebagainya," jelas Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Sungkari, dalam acara Bincang Media via aplikasi Zoom, Jumat (7/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan di sisi demand, yaitu turis juga akan diberikan insentif yang sama. Hari pun mencontohkan, turis yang mau liburan ke Bali. Selain harus memikirkan biaya untuk tiket, si turis juga harus memikirkan tentang biaya tes PCR sebagai syarat untuk bisa berpergian.
"Nah, kita harus pikirkan insentif apa untuk turis. Apakah PCR itu disubsidi oleh pemerintah lewat airlines, agar demand dan supply bisa terjadi," imbuh Hari.
Namun sekarang, menurut Hari fokusnya adalah bagaimana industri pariwisata sekarang ini bisa menutupi pengeluaran mereka. Caranya bisa dengan menggelar kegiatan pemerintah di hotel-hotel dan restoran. "Minimal di seluruh kementerian di bawah Menko Maritim dan Investasi, kita sudah sepakat dan komit untuk melakukan kegiatan-kegiatan di hotel sehingga kita bisa menggerakkan ekonomi, khususnya sektor pariwisata," pungkasnya.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia