Claresta Taufan Kusumarina mengungkapkan betapa ia jatuh hati pada budaya dan masyarakat Papua. Kehangatan mereka membuatnya ingin kembali ke pulau paling timur Indonesia itu.
Host Jejak Petualang, Claresta Taufan atau akrab disapa Clares, telah berkeliling Indonesia. Dari setiap destinasi, ia mendapatkan kesan unik yang tak terlupakan. Salah satunya ketika ia bertamu ke pemukiman suku Kombay, Papua.
Pengalaman tersebut menjadi tak terlupakan, mengingat perjalanan panjang yang harus ia tempuh untuk mencapai lokasi. "Di sana perjalanan mencapai desa adatnya butuh waktu sekitar 2 hari. Naik mobil 4x4, naik perahu, naik motor trail itu totalnya dua hari," Clares bercerita kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kondisi pemukiman yang terpencil, sudah pasti tak ada sinyal di sana. Listrik pun tak ada. Masyarat Kombay hidup dalam kesederhanaan namun itulah yang membuat Clares jatuh hati.
"Tapi budaya di sana kental sekali, masyarakatnya benar-benar bersatu dengan alam," kata Clares.
"Makannya sagu dan bener-benar hasil hutan semua. Yang bikin aku senang, di sana masyarakatnya open sekali sama kita. Kita diangkat sebagai bagian dari keluarga mereka," ujarnya.
![]() |
Meskipun suku Kombay tak dapat berbahasa Indonesia, Clares tetap mampu merasakan keramahan dan kehangatan mereka. Di sana ia diperlakukan bak saudara jauh yang akhirnya pulang ke pelukan keluarga.
"Waktu acara adat aku lagi on cam terus tiba-tiba aku digandeng diajak bergabung sama mereka. Aku merasa terima kasih," katanya sambil mengenang momen kebersamaan itu.
"Lalu aku lagi duduk tiba-tiba rambut aku dipasangin bulu gitu. Seneng banget," ujar dia kemudian tertawa.
Dengan pengalaman indah itu, Clares ingin kembali lagi ke Papua. Baginya Papua masih memilki banyak keindahan yang wajib ia jelajahi.
"Aku ingin ke Papua ke Kombay tadi dan bagian lautnya karena kemarin aku lebih ke bagian timurnya, aku suka diving tapi kemarin tidak sempat menikmati lautnya," ujar Clares.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan