Bandara Dubai menggunakan anjing pelacak untuk mengendus penumpang yang terinfeksi virus Corona. Anjing ini telah melewati pelatihan khusus.
Diberitakan Lonely Planet, Jumat (14/8/2020), Bandara Dubai mengerahkan anjing pelacak untuk mengendus para penumpang untuk mencari penumpang yang terkena virus Corona. Anjing ini nantinya akan bekerjasama dengan para satgas bandara.
Semua penumpang yang tiba di Uni Emirat Arab harus menunjukkan hasil negatif COVID-19 dari tes medis yang dilakukan tidak lebih dari 96 jam sebelum perjalanan mereka. Tetapi penumpang dari negara berisiko tinggi dan mereka yang menunjukkan gejala sering kali harus menjalani pemeriksaan sekunder di bandara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekarang, Pejabat di Bandara Internasional Dubai dan Dubai World Central mendapatkan bantuan dengan pemeriksaan kesehatan dari anjing pelacak polisi. Menurut Kementerian Dalam Negeri Dubai, anjing ini mampu mendeteksi virus pada manusia dengan akurasi 92 persen.
Dalam proses noninvasif, nantinya petugas dari Otoritas Kesehatan Dubai mengambil sampel keringat dari penumpang. Sampel tersebut kemudian ditempatkan dalam pot dengan lubang seperti corong untuk dikenali oleh anjing pada jarak yang aman.
Kamu tidak perlu khawatir, tidak ada kontak langsung antara anjing, sampel, atau penumpang. Jika anjing pelacak nantinya mendeteksi hasil positif, penumpang akan dibawa untuk tes usap hidung.
Dubai bukanlah yang perdana menggunakan anjing sebagai pelacak virus Corona. Sebelumnya percobaan ini telah dilakukan di seluruh Eropa dalam beberapa bulan terakhir untuk melihat apakah anjing pendeteksi bau dapat mengidentifikasi COVID-19.
Badan amal Medical Detection Dogs dengan London School of Hygiene and Tropical Medicine bekerja sama untuk melihat apakah anjing mereka yang dilatih untuk mendeteksi malaria, kanker, Parkinson, dan infeksi bakteri melalui indra penciuman, dapat dilatih ulang untuk mendiagnosis virus noninvasif.
Baca juga: Mau Liburan ke Dubai? Ini Syaratnya |
Di Jerman, bulan lalu para peneliti University of Veterinary Medicine Hanover melatih anjing pelacak tentara untuk membedakan antara sampel cairan yang diambil dari pasien sehat dan mereka yang terinfeksi COVID-19. Anjing-anjing tersebut memiliki tingkat deteksi yang akurat sebesar 94 persen. Dengan 157 identifikasi positif yang benar, 792 refleksi yang benar dari sampel yang tidak terinfeksi, dan 33 hasil yang salah.
Temuan mereka itu dipublikasikan di BMC Infectious Diseasesjournal dengan kesimpulan bahwa di negara-negara dengan akses terbatas ke tes diagnostik, anjing pelacak dapat berpotensi digunakan untuk deteksi massal orang yang terinfeksi virus Corona.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia