Afrika Selatan masih lockdown. Namun ibukota Afsel, Cape Town, sudah gerah untuk menyambut wisatawan karena ekonomi tumbang. Industri pariwisata loka di Cape Town terus-menerus melobi pemerintah untuk membuka pariwisata guna mencegah penutupan bisnis.
"Saya yakin pariwisata baik domestik maupun regional harus dibuka secepatnya," ujar Enver Duminy, CEO Pariwisata Cape Town seperti dikutip dari Independent Online, Selasa (18/8/2020).
Jelas saja, Cape Town hidup dari pariwisata, khususnya domestik. Sehingga banyak warga yang kehilangan pekerjaan karena pandemi. Mulai dari perhotelan, wisata kuliner, sampai minuman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama beberapa minggu terakhir saya telah terlibat secara ekstensif melalui kunjungan situs, webinar, panggilan telepon dan email dengan pemangku kepentingan di seluruh spektrum di bidang pariwisata dan industri terkait. Dari keterlibatan ini, jelas bahwa kita harus bertindak sekarang untuk mengakhiri lockdown yang menghancurkan sebelum terlambat," desak Alderman James Vos, Anggota Komite Walikota Kota Cape Town untuk Peluang Ekonomi dan Manajemen Aset.
Vos juga menambahkan bahwa Western Cape telah melewati tingkat puncak infeksi COVID-19. Sehingga lockdown harus diakhiri dan membangun kembali pariwisata.
Sektor pariwisata berpotensi pada pengurangan pendapatan yang tinggi sampai 75 persen di tengah pandemi. Belum lagi ada 438.000 orang yang berisiko kehilangan pekerjaan.
"Kami melihat adanya penurunan infeksi. Kita perlu mulai serius membuka perekonomian. Kami juga mendesak pemerintah untuk berinvestasi lebih banyak pada pariwisata hingga kami bisa pulih lebih cepat," pungkas Duminy. Afrika Selatan sudah mengkonfirmasi sekitar 590 ribu kasus virus Corona.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!