Jakarta Aquarium identik dengan satwa laut. Namun, ada juga satwa darat khas Indonesia di sana.
Berdasarkan press release yang diterima detikTravel, Rabu (19/8/2020), Jakarta Aquarium mengajak traveler untuk mencintai dan melestarikan satwa khas Indonesia.
Mumpung masih di bulan Agustus, belum lengkap rasanya jika traveler tidak mengenal dan mencintai satwa-satwa khas Indonesia. Faktanya, banyak juga koleksi satwa non-aquatiq atau satwa darat di Jakarta Aquarium. Apa saja ya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Berang-Berang
Berang-berang merupakan satwa komunal seperti masyarakat Indonesia, di mana jiwa gotong-royong adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Berang-berang juga satwa yang selain rajin bekerja, juga pintar.
![]() |
Di Jakarta Aquarium, berang-berang mendapat perhatian pengunjung karena mereka bisa dilatih membuang sampah pada tempatnya. Kini, Jakarta Aquarium dengan bangga membuat berang-berang berpartisipasi dalam perayaan kemerdekaan RI yang-75 dengan mengibarkan bendera merah putih selama bulan Agustus ini.
2. Binturung
Binturung masuk dalam satwa langka akibat adanya penurunan jumlah populasi. Di Indonesia sendiri, spesies ini termasuk dalam satwa yang dilindungi yang diatur dalam UU no. 7 tahun 1999.
![]() |
Binturung bisa ditemukan di wilayah hutan dan pedalaman Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Satwa ini menyukai hutan-hutan primer dan sekunder. Di hutan Kalimantan, Binturung terlihat hidup hingga di ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut.
3. Walabi
Sekilas dilihat, walabi mirip seperti kangguru. Hanya setelah diperhatikan, tubuhnya mungil. Ya, itu adalah Wallaby atau Walabi. Satwa ini berasal dari Papua.
![]() |
Penduduk lokal menyebutnya Toraj atau Walap. Walabi hidup di padang rumput dataran rendah di bagian selatan Papua, terutama di daerah Kabupaten Merauke.
Selain tiga di atas, ada juga aneka satwa darat khas Indonesia lain seperti Kodok Tanduk (Balantiocheilos melanopterus), Kadal Panana dari Halmahera, Red Crocodile Skink dari Sulawesi dan banyak lagi.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum