Jepang sempat bikin heboh dengan subsidi pariwisata yang dikampanyekan untuk menarik wisatawan. Bagaimana kelanjutannya di tengah kasus pandemi yang melonjak?
Kita ingat bulan Juli lalu Pemerintah Jepang mencoba menyelamatkan pariwisatanya dengan subsidi silang yang bekerja sama dengan Go To Travel. Keputusan ini jadi viral karena dikira akan diberikan juga untuk turis asing. Berbagai media asing besar memberitakannya saat itu.
Juru bicara Pemerintah Jepang mengatakan bahwa sudah lebih dari 2 juta orang yang menggunakan kampanye subsidi tersebut sejak dikeluarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun tak ada jumlah pasti yang dikeluarkan. Karena Pemerintah tidak memperhitungkan orang yang melakukan perjalan lebih dari satu kali.
"Ada 9 juta orang yang bekerja di industri pariwisata dan kami dapat mengatakan bahwa industri ini sedang sekarat," ujar Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga.
Program tersebut diharapkan akan berjalan mulus. Namun nyatanya kasus virus Corona melonjak, Jepang menghadapi gelombang kedua. Ini membuat kampanye subsidi wisata domestik tidak diberlakukan di Tokyo.
Tak sampai situ, menurut laporan ada 10 kasus infeksi yang dilaporkan di hotel dan fasilitas penginapan lain yang terdaftar dalam kampanye ini. Tak sedikit warga yang menuding bahwa kampanye ini menjadi salah satu penyebab naiknya kasus Corona di Jepang.
Terlepas dari itu, pemerintah tetap akan melanjutkan program tersebut. Hingga kini hanya sekitar 16.703 atau sekitar setengah operator penginapan yang memenuhi syarat dan telah mendaftar dalam program tersebut. Setengahnya masih menghindar dengan alasan proses yang rumit dan alasan lainnya.
Karena banyaknya pelaku usaha penginapan kecil yang masih belum mendaftar, Badan Pariwisata Jepang telah memperpanjang tenggat waktu pendaftaran program ini.
Program ini akan memberikan diskon senilai 35 persen dari total biaya perjalanan. Nantinya di bulan September akan ada tambahan 15 persen untuk wisata kuliner, belanja, dan aktivitas perjalanan lainnya yang ditawarkan obyek wisata Jepang tersebut.
(bnl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum