Profesi pilot maskapai Garuda Indonesia tak melulu soal suka. Ada juga dukanya. Ini kata mereka.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan pilot Garuda Indonesia di Hanggar 2 PT GMF (Garuda Maintenance Facility) beberapa waktu lalu, detikTravel berkesempatan bicara dengan PIC sekaligus kapten 737800NG Garuda Indonesia, Ahmad Gunawan dan First Officer (FO) Alan Darmasaputra.
Keduanya punya jam terbang yang cukup lama, seperti Kapten Ahmad yang telah jadi pilot sejak tahun 1994 dan FO Alan yang telah bergabung dengan garuda sejak 2013 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditanya soal suka duka menjadi pilot, keduanya punya cerita personal masing-masing. Di awal, Kapten Ahmad berbagi ceritanya.
"Suka duka ya tentunya bisa traveling ke mana-mana tanpa harus mengeluarkan biaya, tapi tentu ada dukanya di mana yang lain libur kita tidak libur," ujar Kapten Ahmad.
Profesi pilot memang terbilang fleksibel dan punya jam terbang tak tentu. Tak jarang juga bertempat saat weekend yang sejatinya jadi momen kumpul keluarga.
"Ketemu keluarganya sangat terbatas, tapi itu semua sudah jadi kewajiban kami sebagai seorang pilot yang tetap mempertahankan profesionalitasnya," tambahnya.
Senada dengan Kapten Ahmad, FO Alan juga memiliki cerita yang kurang lebih sama. Baik suka mau pun duka.
"Sukanya pertama kita bisa keliling dunia untuk mencobai makanan di setiap negara, wisata-wisata alamnya setiap kota," tutur FO Alan.
Sedangkan untuk dukanya, FO Alan menyebut kalau profesi pilot membuatnya harus berjarak dari keluarga saat sedang bertugas. Belum kalau sakit saat bertugas.
"Untuk dukanya kita pertama jauh dari keluarga, yang kedua kalau kita sakit di luar kota sana tidak ada yang merawat selayaknya di rumah," tambahnya.
Itulah sekelumit cerita dari pilot Garuda Indonesia. Di luar profesi yang membawa nama Indonesia ke luar negeri lewat industri penerbangan, banyak sisi humanis dari pekerjaan ini yang menarik untuk disimak.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol