Rugi Besar, Virgin Australia Dijual ke Perusahaan AS

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rugi Besar, Virgin Australia Dijual ke Perusahaan AS

Putu Intan - detikTravel
Sabtu, 05 Sep 2020 12:11 WIB
Maskapai Virgin Australia kolaps akibat pandemi Corona. Saat ini, banyak armada Virgin yang dikandangkan.
Maskapai Virgin Australia (Foto: AP/Darren England)
Brisbane -

Kreditor Virgin Australia setuju untuk menjual maskapai itu ke perusahaan Bain Capital yang berbasis di Boston, Amerika Serikat (AS). Penjualan dilakukan setelah maskapai melakukan PHK pada 3.000 karyawan dan menghapus sejumlah rute penerbangan.

Dilansir dari Associated Press, Virgin Australia mengatakan kesepakatan dengan Bain, senilai USD 2,5 miliar (sekitar Rp 36,8 triliun) akan membuat kreditor tanpa jaminan dibayar antara 9-13 sen dolar untuk klaim mereka. Kreditor Virgin Australia sendiri memiliki total utang sekitar AUD 7 miliar (sekitar Rp 75 triliun).

Karena sedang terjadi pandemi Corona, rapat bersama kreditor itu digelar secara online. Namun sebelumnya administrator telah menandatangani perjanjian mengikat dengan Bain Capital.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Eksekutif Virgin Australia Group, Paul Scurrah mengatakan penjualan ini dilakukan lebih awal untuk menghindari kebangkrutan dan mereka dapat fokus untuk mengambil langkah untuk masa depan, termasuk melanjutkan kompetisi dengan Qantas Airways. Keputusan untuk menjual maskapai akhirnya diambil setelah pemerintah Australia menolak memberikan pinjaman sebesar AUD 1,4 miliar (sekitar Rp 15 triliun).

"Ini penting untuk Australia memiliki dua maskapai penerbangan besar untuk pilihan konsumen, harga tiket pesawat, dan untuk membantu mendukung pemulihan sektor pariwisata Australia yang kuat setelah krisis ini berakhir," kata Scurrah dalam sebuah pernyataan.

ADVERTISEMENT

Selain itu langkah ini juga dianggap dapat memberikan kepastian kepada karyawan dan memberikan peluang bagi pemodal untuk melanjutkan bisnis. Sementara itu, sebelumnya Scurrah mengatakan maskapainya akan mengurangi tenaga kerja menjadi 6.000 orang dan menghentikan rute jarak jauh dari Australia ke Los Angeles dan Tokyo.

Maskapai yang berbasis di Brisbane itu juga berencana melepas pesawat Boeing 777 dan Airbus A330. Mereka akan menggunakan Boeing 737 dan beberapa pesawat kecil untuk penerbangan regional dan charter. Selain itu, anak perusahaannya yaitu maskapai Tigerair akan berhenti dioperasikan.

Sebagai informasi, pemegang saham terbesar Virgin Australia adalah Singapore Airlines dan Etihad Airways, bersama dengan konglomerat dari China Nanshan Group dan HNA Group. Kemudian Branson juga memegang 10 persen saham Virgin Australia.




(pin/msl)

Hide Ads