Maskapai Qantas akan menunda sementara penerbangannya ke wilayah Amerika Serikat. Mungkin, penundaannya ini sampai vaksin Corona ditemukan.
Dilansir dari Lonely Planet, Minggu (6/9/2020) Qantas Airlines, maskapai penerbangan Australia mengungkapkan bahwa mereka tidak akan melaksanakan perjalanan internasional hingga pertengahan 2021 karena pandemi virus Corona. Perjalanan ini termasuk ke rute Amerika Serikat yang bergantung pada ketersediaan vaksin.
Qantas melaporkan kerugian USD 2,9 miliar dan penurunan laba 90% dibandingkan dengan tahun lalu karena pandemi. Mungkin mereka akan memulai kembali penerbangan berdasarkan negara juga tergantung penyebaran virus serta penanganan Corona di negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teruntuk Amerika Serikat, dengan tingkat prevalensi di sana, mungkin akan memakan waktu lama. Mungkin perlu vaksin sebelum kita bisa melihat itu terjadi," kata CEO Qantas Alan Joyce.
Baca juga: Rugi Besar, Qantas Rumahkan 2.400 Karyawan |
Joyce juga memperkirakan bahwa mereka akan membuka perbatasan internasional paling awal dibuka secara luas untuk pelancong masih satu tahun lagi. Dan armada Qantas, termasuk semua 12 Airbus A380-nya, akan 'diparkir' setidaknya selama tiga tahun lagi.
Gagasan travel bubble pun muncul, karena ada perubahan jumlah kasus, pedoman keselamatan, dan persyaratan pembukaan kembali di seluruh dunia masih terus berubah. Dan untuk pergerakan awal Selandia Baru masih menjadi pesaing yang jelas untuk penjadwalan ulang penerbangan internasional pertama Qantas.
"Selandia Baru adalah contoh nyata yang berpotensi membuka relatif cepat dibandingkan dengan negara lain di seluruh dunia," kata Joyce.
Pedoman perjalanan Trans-Tasman antara Australia dan Selandia Baru merupakan dobrakan pertama yang diumumkan. Tetapi karena wabah lebih lanjut di Australia, Selandia Baru terus menunda pelaksanaannya.
(sym/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan