Rugi Besar, Qantas Rumahkan 2.400 Karyawan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Rugi Besar, Qantas Rumahkan 2.400 Karyawan

Putu Intan - detikTravel
Selasa, 25 Agu 2020 17:11 WIB
Kabin Dipenuhi Asap, Penumpang Pesawat Qantas Dievakuasi Di Bandara Sydney
Qantas Airways. (Foto: ABC Australia)
Sydney -

Qantas Airways akan merumahkan sekitar 2.400 karyawan setelah mereka mengumumkan kerugian besar karena pandemi Corona.

Maskapai asal Australia itu berencana akan mengganti karyawannya dengan tenaga alih daya (outsourcing). Tenaga baru ini akan ditugaskan untuk menangani operasi darat di bandara seluruh Australia, termasuk operasi penanganan bagasi dan layanan bus.

"Pandemi adalah tantangan terbesar yang pernah dihadapi industri penerbangan dengan kapasitas domestik berada pada 20 persen dibandingkan sebelum pandemi," kata Kepala Operasi Domestik Qantas, Andrew David sebagaimana dikutip dari Kyodo News.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengalihan pekerjaan ini akan menghemat sekitar USD 100 juta (sekitar Rp 1,5 triliun) dari biaya operasi setiap tahun," ujarnya.

Sebelumnya, Qantas sudah merumahkan 6.000 karyawan pada awal tahun 2020. Ini dilakukan karena maskapai itu kehilangan laba hingga 96,6 persen per Juni 2020. Qantas mengalami kerugian mencapai USD 2,9 miliar atau Rp 42,8 triliun.

ADVERTISEMENT

Minggu lalu, CEO Qantas Airways, Alan Joyce mengakui maskapainya belum dapat mengembalikan aktivitas penerbangan sampai ditemukan vaksin Corona. Mereka tak akan membuka penerbangan internasional sampai pertengahan tahun depan.

"Kami berpotensi dapat melihat vaksin pada pertengahan atau akhir tahun depan dan negara-negara seperti AS mungkin menjadi negara pertama yang menggunakan vaksin itu secara luas, sehingga itu bisa berarti bahwa AS dilihat sebagai pasar pada akhir tahun 2021," kata Joyce.

Kendati kondisi ini termasuk yang terberat dalam 100 tahun bagi Qantas, Joyce mengatakan Qantas berada dalam posisi keuangan yang lebih baik daripada maskapai penerbangan lainnya untuk bertahan hidup dari pandemi. Apalagi Qantas memiliki program penerbangan jarak jauh non stop yang diharapkan dapat membantu maskapai itu mendongkrak laba ketika kondisi dunia sudah membaik.

(pin/ddn)

Hide Ads