Industri pariwisata mengalami kehilangan besar di tengah pandemi virus Corona. Menurut data dari Badan Pariwisata Dunia (UNWTO), dalam paruh pertama tahun 2020, kunjungan turis internasional turun 440 juta orang.
Penurunan kunjungan itu berakibat pada penurunan pendapatan dunia turis sampai USD 460 miliar atau sekitar Rp 6.800 triliun. "Angka ini 5 kali lebih besar dari kerugian yang dialami dunia pariwisata pada tahun 2009 akibat krisis ekonomi global dan keuangan saat itu," tulis laporan UNWTO.
Pada bulan Juni kedatangan turis turun 93 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara pada paruh pertama turun 65 persen. Penurunan kunjungan turis terjadi saat negara-negara di dunia menutup pintu perbatasan untuk mengurangi penyebaran virus Corona yang sudah merebak sejak awal tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi kawasan, Asia Pasifik merupakan kawasan yang paling terkena cukup parah dengan penurunan sampai 72 persen selama paruh pertama 2020. Disusul Eropa dengan penurunan 66 persen, Afrika dan Timur Tengah turun 57 persen, Amerika turun 55 persen.
"Barometer pariwisata dunia memperlihatkan efek pandemi yang sangat dalam pada industri pariwisata. Sektor yang dimana jutaan orang menggantungkan kehidupannya. Namun, perjalanan internasional yang bertanggung jawab kini bisa dilakukan, dan sangat penting buat berbagai pemerintah untuk bekerja sama dengan sektor swasta untuk meningkatkan pariwisata kembali. Langkah yang terkoordinir adalah kuncinya," ujar Sekjen UNWTO Zurab Pololikashvili seperti dikutip dari situs resmi UNWTO, Rabu (16/9/2020).
Dia memperkirakan ke depan, permintaan untuk traveling masih akan turun dan memberikan dampak pada pariwisata sampai akhir tahun. UNWTO memprediksi jika ingin dunia pariwisata kembali ke level tahun 2019 membutuhkan waktu sekitar 2-4 tahun untuk pulih.
(ddn/msl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!