Pilot Bocorkan Penyebab Stres Terberatnya Saat Terbang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pilot Bocorkan Penyebab Stres Terberatnya Saat Terbang

Femi Diah - detikTravel
Selasa, 29 Sep 2020 22:40 WIB
Beginilah potret ruang kemudi pesawat atau kokpit yang menjadi ruangan bagi sang pilot untuk mengendalikan laju pesawat terbang. Mulai dari lepas landas hingga kembali mendarat.
Ilustrasi pilot (Rengga Sancaya/detikFOTO)
Jakarta -

Naik pesawat bisa menjadi sebuah pengalaman yang bikin stres terutama bagi traveler yang takut terbang. Kalau pilot bagaimana ya?

Traveler takut naik pesawat sih merupakan hal yang lumrah ya. Toh, ada modal lain sebagai pilihan untuk bepergian, bisa dengan mobil, kereta, bus atau menggunakan kapal.

Tapi, bagaimana dengan pilot? Apakah pilot selalu santai saat naik pesawat atau juga memiliki rasa takut?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilot Patrick Smith mengungkapkan pengalaman itu lewat bukunya Cockpit Confidential. Dia menyebut bahwa melakukan sesuatu yang salah bukanlah perhatian utamanya.

Sebaliknya, tindakan orang lain atau kekuatan eksternal yang menyebabkan kesalahan adalah yang paling memicu stres.

ADVERTISEMENT

"Sebagian besar, pilot takut akan hal-hal yang tidak dapat mereka kendalikan," Smith menuliskan.

"Kami tidak begitu takut melakukan kesalahan fatal daripada menemukan diri kami menjadi korban kesalahan orang lain atau karena belas kasihan kekuatan yang tidak terpengaruh oleh keterampilan atau keahlian kami," dia menambahkan.

Smith mencontohkan sejumlah kecelakaan akibat kesalahan pihak lain itu. Baik dari penumpang ataupun burung yang terbang di luar pesawat.

"Contohnya kebakaran baterai lithium, ledakan eksplosif, tabrakan burung yang berefek domino terhadap mesin pesawat, malfungsi pada mesin, dan tabrakan di tanah merupakan daftar teratas saya," kata pilot itu.

Paket daya litium energi tinggi itu ditemukan di banyak laptop dan perangkat elektronik lain yang biasanya dapat menjadi terlalu panas.

"Bahayanya bukanlah kebakaran kecil di kabin penumpang yang dapat dengan mudah dipadamkan dengan alat pemadam tangan, tetapi kemungkinan kebakaran yang lebih besar yang tidak dapat diakses di bagasi atau kompartemen kargo," Smith menuliskan.

Sementara itu, dalam tabrakan burung sih biasanya cuma membuat kerusakan kecil atau tidak ada sama sekali. Tapi, ada peristiwa kerusakan hebat yang pernah dibuat kawanan burung yang menyerang pesawat.

Peristiwa itu terjadi pada kecelakaan Miracle of the Hudson tahun 2009. Insiden itu akibat sekawanan angsa Kanada bertabrakan dengan penerbangan US Airways 1549 yang dipimpin kapten Chesley "Sully" Sullenberger bersama kopilot Jeffery Skiles.

"Semakin berat burungnya, semakin besar potensi bahayanya. Burung tidak menyumbat mesin tetapi dapat membengkokkan atau mematahkan bagian internal, menyebabkan hilangnya daya," kata Smith.

Adapun "malfungsi mekanik katastropik", Smith menjelaskan, adalah "masalah umum untuk hal-hal seperti kegagalan kontrol penerbangan (hilangnya kemudi, lift, atau kontrol aileron), kerusakan struktural yang disebabkan oleh kelelahan atau korosi logam, penerapan pembalik dalam penerbangan, dan lainnya teror kasus yang lebih buruk yang bisa membuat pesawat tidak bisa terbang.

(fem/ddn)

Hide Ads