Pesta jalanan Karnaval Rio de Janeiro dipastikan tak dilangsungkan pada bulan Februari 2021. Itu menjadi pengalaman pertama Brasil dalam 100 tahun ini.
Adalah virus Corona yang membuat Karnaval Rio itu ditunda hingga waktu yang tak ditentukan. Saat ini, pemerintah Rio belum buka suara soal pelaksanaan Rio Carnival itu. Tapi agen-agen wisata telah menyebut tidak mungkin menggelar karnaval Rio seperti tahun-tahun sebelumnya tanpa adanya vaksin.
Penundaan Karnaval Rio itu berimbas signifikan kepada warga setempat. Sebab, karnaval itu bukan sekadar parade kostum di jalanan Rio, namun menjadi sumber penghasilan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Liga Sekolah Samba, Liesa, menerima keputusan itu kendati berat. Sebab, risiko untuk menggelar karnaval dengan kasus virus Corona yang terus menanjak cukup besar. Tapi, di sisi lain, terbayang dampak ekonominya.
"Karnaval Rio merupakan pesta tempat bergantung para pekerja. Sekolah-sekolah samba merupakan institusi komunitas dan parade hanyalah satu detail semua itu," kata Luiz Antonio Simas, sejarawan yang berfokus kepada Karnaval Rio dan dikutip AP.
"Seluruh kultur dan rantai produktivitas dirusak oleh COVID," dia menambahkan.
Diogo Jesus, seorang pemimpin pentas di sekolah Mocidade, tak memiliki penghasilan karena tak ada Karnaval Rio de Janeiro itu. Untuk biaya sewa rumah. Dia banting setir menjadi sopir Uber dan menjahit masker.
"Ini sebuah pukulan berat. Kami menjalani karnaval sepanjang tahun, dan banyak orang yang, ketika menyadari semuanya akan berhenti, mereka sakit atau depresi. Karnaval adalah hidup kita," ujar Jesus.
Ya, karnaval Rio memang sudah menjadi tradisi di Brasil. Parade jalanan itu harus ditunda lagi seperti pada 1912 atau 109 tahun lalu setelah meninggalnya menteri hubungan luar negeri.
Walikota Rio, yang saat itu menjadi ibu kota Brasil, menunda semua izin untuk pesta karnaval asosiasi tari populer, menurut LuΓs ClΓ‘udio Villafane, seorang diplomat dan penulis buku "The Day They Delayed Carnival" selama dua bulan. Walikota juga menyuarakan penentangan terhadap perayaan yang tidak diatur, tetapi banyak penduduk Rio tetap berpesta di jalanan.
Bahkan, Perang Dunia II juga tak menghentikan Karnaval Rio de Janeiro. Warga turun ke jalan setiap tahun selama lebih dari dua dekade kediktatoran militer, hingga 1985, dengan pemerintah melakukan pengawasan ketat terhadap kostum, kendaraan hias, dan lirik lagu.
Tapi, pandemi virus Corona datang. COVID-19 membuat segalanya berbeda.
"Kami harus menunggu beberapa bulan ke depan untuk memastikan apakah kita bakal mendapatkan vaksin atau tidak dan apakah kita bakal terimunisasi. Kita tidak dalam kondisi aman untuk memastikan tanggalnya," kata presiden Liesa, Jorge Castanheira.
Penundaan karnaval Rio itu akan berpengaruh terhadap pendapatan dari sektor wisata. Menurut keterangan Riotour karnival 2020 ditonton 2,1 juta pelancong dan mendatangkan USD 725 juta.
Salah satu penabuh drum dari sekolah Mangueira, Laudo Braz Neto, menyebut karnaval cuma bisa dilangsungkan setelah virus Corona dilemahkan.
"Karnaval Rio de Janeiro cuma bisa dilaksanakan ketika seluruh dunia bisa traveling. Itu adalah tontonan yang disaksikan dunia, mendatangkan pendapatan dan pergerakan di sini. Saya tidak punya harapan untuk tahun 2021," dia menambahkan.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia