Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cahyo Rahmadi menyebut 52 macam satwa dalam relief kisah Lalitavistara di Candi Borobudur teridentifikasi. Apa saja?
Sebanyak 52 macam satwa di Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah itu belum semua bisa diidentifikasi hingga tingkat Spesies. Rinciannya, sebanyak 47 teridentifikasi sampai tingkat spesies dan lima fauna sampai tingkat familinya.
"Selama ini mungkin kita memahami relief dalam konteks cerita kemudian dalam konteks agama Buddha tapi ternyata dalam perspektif keanekaragaman hayati khususnya kita sebagai negara yang kaya akan itu ternyata semua dituangkan dengan sangat baik di relief Candi Borobudur," kata Cahyo dalam diskusi virtual LIPI dikutip dari Antara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cahyo menyebut dari 120 panel cerita relief Lalitavistara Candi Borobudur itu terdapat 61 panel yang memiliki relief fauna di dalamnya. Tim peneliti LIPI bersama pengkaji Balai Konservasi Borobudur (BKB) menemukan total 315 individu fauna dalam setiap panel tersebut.
Dari 52 spesies dan famili yang teridentifikasi itu terbagi menjadi kelas yaitu actinopterygii (ikan), aves (burung), gastropoda (siput), mamalia dan reptil.
Identifikasi yang dilakukan oleh tim LIPI dan BKB menemukan terdapat empat spesies actinopterygii dari empat famili, 21 spesies aves dari 15 famili sementara hanya satu spesies gastropada ditemukan di relief Lalitavistara.
Sementara itu, teridentifikasi juga 23 spesies mamalia dari 18 famili dan tiga spesies reptil dari tiga famili.
"Relief fauna di Borobudur itu tidak hanya sekedar dipahat tapi juga ada cerita, ada pesan yang ingin disampaikan," kata pakar zoologi itu.
Cahyo mengatakan panel yang memiliki pahatan fauna dengan jumlah spesies terbanyak adalah yang menggambarkan Sungai Gangga yang meluap. Sementara itu fauna yang paling tersebar muncul di panel adalah Pavo muticus atau merak hijau yang kemunculannya ada di 15 panel.
Dari 52 spesies yang teridentifikasi tersebut hanya satu fauna yang tidak ada keberadaannya di Nusantara kuno yaitu singa yang bisa ditemukan di India, asal dari Kitab Lalitavistara. Menurut Cahyo, kemungkinan besar hewan tersebut memang tersurat di naskah Lalitavistara sehingga dipahat di Candi Borobudur.
"Kita takjub melihat ini dalam konteks ilustrasi begitu detail, begitu sesuai dengan realitas atau kehidupan setiap jenis yang ada," kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI itu.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!