Imbas Corona juga dirasakan karyawan Hotel Garden Palace Surabaya yang sejak April tak digaji. PHRI Jawa Timur pun angkat bicara.
Beberapa hari ini tengah viral curhatan karyawan Hotel Garden Palace Surabaya yang meminta sumbangan sembako masyarakat karena sudah 6 bulan tak menerima gaji. Para karyawan pun sampai mendirikan 5 tenda di halaman hotel untuk menuntut kejelasan nasib mereka.
"Kita terpaksa memasang spanduk dan poster itu. Karena hotel tidak memberi kejelasan. Gaji dari April sampai sekarang belum terbayarkan. Maret saja baru terbayarkan tanggal 1 Oktober kemarin. Untuk bertahan, kadang kita diberi sumbangan oleh pengunjung hotel. Ada juga donatur dari gereja," kata salah satu karyawan Arif Harianto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu pihak manajemen hotel mengatakan bahwa mereka sedang berdiskusi sebelum mencapai kesepakatan. "Memang saat ini masih dalam proses mencapai kesepakatan antara karyawan dan manajemen," kata General Manager Secretary Hotel Garden Palace, Putri Pradnya.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur, Dwi Cahyono mengungkapkan bahwa pihaknya tak bisa ikut campur dalam masalah tersebut.
"Kalau intern hotel, kita PHRI tidak ikut campur," jawabnya melalui pesan singkat, Senin (5/10/2020).
Lebih lanjut, Dwi menjelaskan bahwa kondisi perhotelan di Surabaya saat ini memang belum pulih meski tingkat huniannya perlahan mulai membaik.
"Okupansi mulai merangkak 30% overall,"katanya.
Sampai saat ini, hotel-hotel di Surabaya masih mengandalkan wisatawan domestik dan MICE. Sedangkan untuk orang asing hanyalah kalangan ekspatriat yang terjebak di Indonesia.
Untuk dapat bertahan hidup, Dwi mengatakan hotel-hotel memang melakukan penyesuaian harga supaya orang-orang tertarik menginap. "Fluktuasi harga di saat pandemi memang variatif, salah satu upaya untuk survive tapi di Surabaya rata-rata masih relatif baik," ujarnya.
Dalam salah satu komentar netizen, Hotel Grand Palace bahkan mematok harga sewa semalam Rp 250 ribu, harga yang murah untuk hotel bintang 4. Dwi mengatakan bila ada hotel-hotel yang banting harga sangat murah, biasanya hotel tersebut bekerja sama dengan Virtual Hotel Operator (VHO) seperti OYO, RedDoorz, dan lain-lain.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum