Wisata Seks Amsterdam Tutup Lagi?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wisata Seks Amsterdam Tutup Lagi?

Bonauli - detikTravel
Selasa, 06 Okt 2020 05:42 WIB
Red Light District Amsterdam, Belanda
Red Light District Amsterdam (CNN)
Amsterdam -

Belanda sempat pede alias percaya diri untuk buka Red Light District kembali. Tapi di tengah pandemi virus Corona, lokalisasi enggak laku dan terancam tutup lagi.

Red Light District Amsterdam sudah buka pintu sejak 30 Juni. Meski tidak semua rumah bordil dibuka, namun beberapa di antaranya sudah mulai menerima kunjungan.

Di hari-hari pertama ternyata lokalisasi yang menjadi salah satu destinasi wisata seks itu cukup ramai dikunjungi. Bahkan ada protokol kesehatan yang ditetapkan, walau tidak resmi. Salah satunya, setelah satu pelanggan menyelesaikan transaksi, kamar yang digunakan tersebut harus didisinfektan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi, setelah dibuka namun pandemi virus Corona belum usai, pengunjung semakin sepi. Sebab, Eropa dan Belanda belum membuka pintu selebar saat sebelum wabah COVID-19 yang imbasnya pelancong pun tidak seramai sebelumnya.

"Red Light District sangat sepi, sehingga tidak adanya gunanya dibuka," ujar Cor van Dijk, direktur Otten Group dan ketua asosiai di kawasan tersebut.

ADVERTISEMENT

Toko-toko erotis di kawasan Red Light District Amsterdam yang ditutup di antaranya Casa Rosso, Bananenbar and-club, Theater 97, Hospitalbar, Erotic Museum, Peepshow dan Sexy Loo. Rencananya, penutupan Red Light District dilakukan sampai tiga minggu ke depan.

"Pemerintah akan menilai kembali langkah-langkah yang berlaku terhadap penyebaran virus Corona sampai tanggal 20 Oktober. Kawasan akan tutup sampai tanggal tersebut," dia menjelaskan.

Pemerintah masih terus mendukung para pelaku usaha, termasuk di bidang wisata. Para pelaku usaha mengaku kalau penutupan ini murni karena alasan biaya saja.

"Terlepas dari dukungan pemerintah, kami sangat senang. Lingkungan ini begitu sepi sehingga pada malam hari kami memiliki lebih banyak staf dibandingkan pelanggan," dia menambahkan.

Tanggal 20 Oktober nanti akan jadi penentu dari nasib Red Light District Amsterdam.

"Semua orang mengerti bahwa hal ini harus dilakukan. Kami mendukung pemerintah namun kalau bisa jangan sampai berbulan-bulan," kata dia.




(bnl/fem)

Hide Ads