Wisatawan yang ke Kanada tidak akan bisa melihat plastik sekali pakai mulai tahun depan. Negara ini berencana untuk melarang penggunaannya.
Diberitakan CNN, Senin (12/10/2020) tas plastik yang biasa diberikan kasir, sedotan, pengaduk minuman, cincin pengait minuman kaleng, dan bahkan peralatan makanan yang terbuat dari plastik yang sulit didaur ulang akan dilarang secara nasional pada akhir 2021.
Langkah tersebut merupakan bagian terbesar dari upaya Kanada untuk mencapai nol sampah plastik pada tahun 2030.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pencemaran plastik mengancam lingkungan alam kita. Itu memenuhi sungai atau danau, dan terutama lautan kita, mencekik satwa liar yang hidup di sana," kata Menteri Lingkungan Kanada, Jonathan Wilkinson, Rabu dalam konferensi pers.
"Orang Kanada melihat dampak polusi dari pantai ke pantai ke pantai," imbuh dia.
Plastik sekali pakai adalah sampah yang paling banyak ditemukan di saluran air tawar Kanada, menurut pemerintah. Perdana Menteri, Justin Trudeau, pertama kali mengumumkan rencana negaranya untuk melarang jenis plastik ini pada tahun lalu.
Ia menggambarkannya sebagai masalah yang tidak bisa diabaikan, menurut rilis berita. Selain itu, plastik sekali pakai memiliki tiga karakteristik utama yang menjadikannya target larangan, menurut Jonathan.
"Mereka berbahaya bagi lingkungan, sulit atau mahal untuk didaur ulang dan ada alternatif yang sudah tersedia," katanya.
Menurut pemerintah, orang Kanada membuang lebih dari 3 juta ton sampah plastik setiap tahun. Hanya 9% dari plastik itu yang didaur ulang.
"Sisanya masuk ke tempat pembuangan sampah atau ke lingkungan kita," kata Wilkinson.
Selanjutnya: Pemerintah Minta Feed Back Publik
Meskipun peraturan baru tidak berlaku pada 2021, pemerintah Kanada akan merilis makalah diskusi yang menguraikan larangan plastik. Otoritas meminta umpan balik publik yang akan tersedia hingga 9 Desember tahun ini.
Saat dunia bergulat dengan pandemi virus Corona, perlengkapan pelindung diri telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Wilkinson mengklarifikasi bahwa larangan plastik sekali pakai tidak akan mempengaruhi akses ke APD atau plastik lain yang digunakan di lingkungan medis.
Meski demikian, kata dia, pemerintah terus mengawasi pencemaran yang bersumber dari penggunaan alat pelindung diri.
"Kami memang membahas pertimbangan polusi yang berkaitan dengan APD pada pertemuan Menteri Lingkungan Dewan Kanada awal musim panas ini," kata Wilkinson.
"Kami berkomitmen dengan provinsi dan wilayah untuk bekerja sama dan dengan industri untuk memastikan bahwa kami dapat membuang APD dengan benar sehingga tidak berakhir di alam," imbuh dia.
"Kami juga sedang mendalami solusi untuk mendaur ulang APD secara aman dan menambahkan opsi untuk membuat beberapa APD yang dapat terurai secara alami," tambahnya.
Simak Video "Video: Kala Alun-alun Bogota Jadi Lautan Botol Plastik"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!