Gunung berapi Islandia ini pernah membatalkan ratusan penerbangan pada 2011. Kini, gunung itu bisa meletus lagi dan para ahli sudah memperingatkannya potensi bahayanya.
Mengutip pemberitaan London Evening Standard, Selasa (13/10/2020) adalah Gunung Grímsvötn yang jadi penyebabnya. Ada sekitar 900 penerbangan dibatalkan setelah gunung itu memuntahkan awan panas 19 kilometer ke udara pada tahun 2011.
Para ilmuwan mencatat aktivitas seismik di gunung berapi tersebut pekan lalu. Artinya ada aktivitas magma yang membengkak dan dapat menyebabkan pergerakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak berwenang sekarang telah menaikkan kode warna penerbangan dari hijau menjadi kuning. Itu menunjukkan tingkat kewaspadaan atas letusan di masa depan.
"Peningkatan aktivitas termal telah mencairkan lebih banyak es dan juga terjadi peningkatan aktivitas gempa baru-baru ini," kata pakar gunung berapi, Dave McGarvie, yang bekerja di Universitas Lancaster dalam sebuah tulisan di The Conversation.
"Karena itu, awan panas hanya menempuh jarak beberapa puluh kilometer dari lokasi letusan," ungkap Dave.
"Ini adalah skenario yang baik untuk Islandia dan juga untuk dunia penerbangan, karena mencegah pembentukan awan panas substansial yang bisa melayang di sekitar dan menutup wilayah udara," tambah dia menjelaskan.
Kantor Meteorologi Islandia mengatakan bahwa menaikkan tingkat kewaspadaan gunung tidak selalu berarti akan meletus lagi.
"Beberapa kumpulan data sekarang menunjukkan bahwa Gunung Grímsvötn telah mencapai tingkat yang bisa menimbulkan erupsi," kata dia menambahkan.
Tingkat kewaspadaan Gunung Grímsvötn dapat naik drastis ke skala tingkat empat jika para ahli mendeteksi lebih banyak aktivitas seismik.
Tapi, aktivitas itu saat ini kurang kuat dari aktivitas Gunung Eyjafjallajökull, yang meletus tahun 2010. Oleh aktivitasnya itu menyebabkan 100.000 penerbangan dibatalkan.
Gunung Grímsvötn hampir seluruhnya tertutup oleh es tebal. Keberadaan es membuat letusan tidak sekuat dibanding beberapa gunung berapi yang esnya sudah menguap.
Namun, Gunung Grímsvötn kini adalah gunung berapi paling aktif di pulau itu. Pada bulan Desember, gunung stratovolcano andesit aktif meledak di White Island di Selandia Baru. Dari 47 orang di pulau ada saat itu, dua puluh satu orang tewas. Di dalamnya termasuk dua orang yang hilang dan dinyatakan meninggal.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum