Setelah sempat ditutup sementara waktu saat PSBB Jilid ke-2, atau PSBB Ketat sejak 14 September 2020 lalu, kawasan wisata yang terletak di daerah Jakarta Timur ini siap untuk dikunjungi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Demi menggaet pengunjung di masa Pandemi COVID-19, kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia ini mulai berbenah seperti melakukan renovasi di beberapa unit taman. Salah satunya Taman Kaktus yang berlokasi di Desa Seni TMII.
Manajer Teknik dan Bangunan TMII, Hudi Nursamsi mengatakan, tujuan merenovasi Taman Kaktus sendiri yaitu untuk lebih melestarikan dan memperkenalkan kekayaan alam kepada seluruh generasi bangsa Indonesia, khususnya di flora mengenai tumbuhan Kaktus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami melakukan renovasi Taman Kaktus agar para pengunjung lebih nyaman saat berada di Taman Kaktus, untuk memperkenalkan kekayaan alam, khususnya di flora mengenai tumbuhan Kaktus," kata Hudi dalam keterangannya seperti diterima detikTravel, Kamis (15/10/2020).
Ada yang menarik di dalam Taman Kaktus di TMII, yakni tanaman kaktus yang setinggi 2,5 meter. Kaktus tersebut merupakan tanaman yang langka di Indonesia.
"Tanaman kaktus yang ada dan sebesar ini hanya ada di TMII. Ada jenis tanaman kaktus dalam dan luar negeri, kurang lebih ada 32 jenis. Dan yang menarik ada tanaman kaktus setinggi 2,5 meter," kata Hudi.
![]() |
Menurutnya, pihak TMII melakukan renovasi di taman yang diresmikan oleh Presiden ke-2 RI Soeharto itu, dikarenakan selama puluhan tahun tidak pernah dilakukan perbaikkan, seperti pembersihan viber, dan sirkulasi penyiraman air untuk tanaman kaktus.
"Perbaikan awalnya bagian atap, sekarang kita lakukan pembersihan bahan viber dan sudah tahap finishing. Lalu sirkulasi penyiraman kita perbaiki, pintu-pintu kaca banyak yang pecah serta panel listrik, kita juga lakukan perbaikan di lanskap Taman Kaktus," tutur Hudi.
Taman kaktus adalah taman yang dilengkapi bangunan rumah kaca berbentuk dan beratap bulat menyerupai kaktus. Taman ini menyajikan berbagai jenis kaktus dan sukulen dari dalam dan luar negeri.
Jenis kaktus dan sukulen yang berasal dari luar negeri, terutama didatangkan dari Belgia dan Jepang, sedangkan kaktus dari dalam negeri kebanyakan dari Bandung.
Beberapa koleksi di Taman Kaktus antara lain Cleistocactus stausil setinggi 10 meter, Agave Parasana dan Gimnogayumus Hibotan dari Belgia, Opuntia Microdasys dari Meksiko, Notocactus Leninghausil, euphorbia Cristata, Echimocactus Grusonii dan Melocactus dari Jepang dan masih banyak lagi.
Taman kaktus mulai dibangun pada 21 Februari 1997, kemudian tahun 1979 atas prakarsa Ibu Tien Soeharto dibangun rumah kaktus untuk pembudidayaan kaktus dan dibuka dengan resmi oleh Presiden Soeharto pada 20 April 1980.
Terdapat sekitar 32 jenis kaktus yang ditanam sesuai dengan tatanan habitat aslinya yang menggambarkan keanekaragaman flora Indonesia.
Perlu renovasi
Selain Taman Kaktus, kata Hudi, pihak TMII juga melakukan renovasi di sejumlah unit hiburan, karena banyak beberapa bangunan di lokasi tersebut nampak ada kerusakan. Hal itu dilakukan semata-mata demi kenyamanan pengunjung TMII.
"Kurang lebih ada tujuh sampai sepuluh unit sedang dilakukan renovasi, itu yang besar-besar," tutur Hudi.
Namun, kata Hudi, taman wisata yang luas kurang lebih 150 hektare ini masih ada beberapa perbaikan, seperti drainase. Pasalnya, pada waktu tahun baru 2020, tempat wisata yang diresmikan pada 20 April 1975 itu pernah terjadi genangan di sejumlah tempat.
"Selama 45 tahun, drainase di TMII belum diperbaiki. Prioritas kita saat ini drainase agar saluran air banyak ke dalam dan keluar lancar dan terarah. Karena pernah terjadi genangan saat tahun baru kemarin di parkiran wisata Dunia Air Tawar," kata Hudi.
Hudi pun mengakui, jika infrastruktur TMII sangat butuh perhatian khusus, masih banyak tempat-tempat wisata yang perlu diperbaiki. Namun, pihaknya saat ini masih melakukan pendataan untuk yang lebih diprioritaskan.
"Kita perbaiki secara bertahap, kita data mana yang lebih urgent yang benar-benar harus diperbaiki," sambung Hudi.
Disamping itu, Hudi pun berharap agar pandemi COVID-19 ini cepat berlalu sehingga bisa berjalan normal kembali, baik dari sektor pariwisata dan sektor-sektor yang lain agar perekonomian di Indonesia pulih.
"Harapannya agar pandemi ini cepat berlalu, agar seluruh sektor baik pariwisata dan lain-lain bisa kembali normal seperti dulu," harap Hudi.
Hudi pun memastikan, pihak TMII akan menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu Menggunakan masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Selain itu, pengunjung juga tetap diwajibkan melakukan reservasi secara daring, dan juga akan dilakukan pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki kawasan TMII.
Penambahan fasilitas kebersihan juga dilakukan dengan menyediakan tempat mencuci tangan dan penyediaan hand sanitizer yang dapat terjangkau dengan mudah oleh pengunjung, serta melakukan pembersihan prasarana dengan disinfektan secara rutin.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!