Penyelidik Temukan Mesin Jet di Bawah Es Greenland, Ceritanya?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Penyelidik Temukan Mesin Jet di Bawah Es Greenland, Ceritanya?

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 16 Okt 2020 11:43 WIB
Mesin pesawat di bawah es Greenland
Mesin pesawat di bawah es Greenland (Foto: CNN)
Nuuk -

Para penyelidik menemukan mesin pesawat yang sudah tertimbun es tebal di Greenland. Bagaimana cara tim itu menemukan dan apa kesimpulannya?

Diberitakan CNN, empat jam setelah penerbangan Air France 66 pada September 2017 dari Paris ke Los Angeles, salah satu dari empat mesin pesawat meledak secara spontan.

"APAKAH ADA MASALAH," tanya pengawas lalu lintas udara (ATC) kepada pilot.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesawat dengan lebih dari 500 penumpang di dalamnya, terbang 4.000 kaki di bawah ketinggian sebelumnya, dan memang ada masalah. Bagian mesin telah jatuh ke lapisan es Greenland di bawahnya.

Pilot disambut oleh segelintir lampu peringatan yang berkedip, tetapi mereka tidak memahami cakupan masalahnya sampai salah satu pramugari berjalan ke kokpit . Mereka membawa ponsel dari salah satu penumpang, ada foto kerusakan mesin yang mudah terlihat dari jendela penumpang di sisi kanan kabin.

ADVERTISEMENT

Pesawat Airbus A380 yang seharusnya terbang dengan nyaman di ketinggian 37.000 kaki melakukan pendaratan darurat di Kanada dua jam kemudian. Tidak ada yang terluka dalam kejadian ini.

Tetapi regulator memperingatkan insiden itu bisa terjadi jauh berbeda jika puing-puing dari ledakan menghantam pesawat alih-alih jatuh ke tanah.

Cobaan itu membuat pihak berwenang Prancis menjalankan misi selama bertahun-tahun untuk menemukan potongan-potongan mesin pesawat yang hilang. Mereka ingin menunjukkan akar penyebab masalahnya.

Oleh karenanya, penyelidik harus menyurvei bermil-mil jauhnya medan yang berbahaya. Retakan es yang dalam dan tak terlihat juga terdapat ancaman kutub, yakni serangan beruang.

Upaya itu juga terhambat oleh badai yang tidak ramah selama berbulan-bulan, siang hari yang hanya sebentar, dan jarak pandang yang rendah.

Para peneliti akhirnya menemukan bagian kunci dari puing-puing kipas mesin secara tidak sengaja. Itu ketika robot yang memetakan celah glasial kebetulan berguling di es tempat mesin terkubur hampir dua tahun.

Mesin jet itu terkubur es dan salju sedalam empat meter. Upaya penggalian sangatlah penting untuk mempelajari puing-puing yang ditemukan.

Mempelajari puing-puing yang ditemukan menunjukkan mesin tidak rusak selama perawatan, seperti yang diperkirakan para penyelidik pada awalnya. Sebaliknya, masalahnya tampaknya terkait dengan kelemahan pada logam yang digunakan untuk membuat kipas raksasa depan mesin.

Produsen mesin telah bekerja untuk mengatasi masalah tersebut, tetapi otoritas keamanan terkait meminta regulator di Amerika Serikat dan Eropa untuk melihat lebih dekat bagaimana mesin pesawat dirancang, diproduksi dan disertifikasi untuk penerbangan.

Kegagalan mesin dalam penerbangan adalah hal yang sangat jarang terjadi, menurut otoritas AS dan Eropa.

Tetapi kesimpulan tak terduga dari penyelidikan ini menyoroti bagaimana pencarian selama 21 bulan yang menyiksa untuk bagian mesin yang hilang adalah kunci untuk memahami bagaimana mencegah bencana yang sama terjadi dua kali.

Potongan puing kipas yang ditemukan ini menjadi bukti sangat penting dalam memahami apa yang sebenarnya salah pada penerbangan Air France 2017. Penyelidik memutuskan bahwa itu bukan masalah pemeliharaan.

Kegagalan mesin yang sebenarnya dikarenakan fenomena kelelahan dalam suhu dingin. Itu menyebabkan logam di kipas mesin mati lebih cepat dari yang diperkirakan.

Sebagian masalah lainnya berasal dari fakta bahwa perancang mesin pesawat tidak sepenuhnya memahami batasan dan kelemahan jenis titanium Ti-6-4, logam yang digunakan di mesin pesawat ini. Bahan ini sangat umum di industri dirgantara.




(msl/fem)

Hide Ads