Tren memelihara monyet meningkat tidak diimbangi dengan perawatan yang tepat. Ini hanya jadi kesenangan sesaat, bagai habis manis sepah dibuang.
Lucunya penggambaran monyet di media sosial jadi salah satu faktor meningkatnya keinginan orang memelihara satwa itu. Sayangnya, iming-iming lucu itu tak diimbangi dengan kesiapan dan risiko yang harus dihadapi.
Itulah fenomena yang terjadi saat ini. Menurut pecinta satwa, Andi, orang-orang kerap membeli monyet ekor panjang untuk kesenangan semata. Bila sudah tidak sesuai ekspektasi, monyet-monyet itu dibuang begitu saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka itu melihat lucu. Apalagi sekarang kan di-upload tuh di medsos. Sekarang marak dari Thailand dan China. Itu menginspirasi mereka untuk ikutan pelihara," kata Andi saat ditemui detikcom di kediamannya di Karawang, Rabu (13/10/2020).
"Tetapi mereka itu hanya sekadar hobi dan senang ketika binatang itu masih imut. Selang sebulan atau tiga bulan saja, dia tidak bisa handle monyetnya itu. Di rumah jadi mengacak-acak dan menggigit. Dan itu mencari celah dan cara untuk bisa membuangnya. Harusnya itu memelihara termotivasinya karena sayang,"ia melanjutkan.
Monyet-monyet yang dibuang itu akhirnya terlantar dan meresahkan masyarakat sekitar. Sebagai contoh salah satu monyet yang Andi selamatkan adalah Bombom, yang mulanya galak karena kelaparan dan sering dilempari anak-anak. Kala itu Bombom dibuang pemiliknya ke Taman Holis Bandung.
Di tangan Andi, Bombom dan monyet-monyet lainnya dirawat bak anak sendiri. Mereka diberikan nutrisi dan diajak bersosialisasi.
"Kalau kita pelihara dasarnya sayang dulu, pasti akan berusaha bagaimana caranya biar mengerti cara merawatnya. Harus mandi, gosok gigi, kalau sakit dirawat, minum susu, makanannya diatur tidak boleh sembarangan, pakaiannya, obat-obatnya," ujar Andi.
Andi pun berpesan agar masyarakat di luar sana jangan termakan tren tanpa berpikir panjang. Sebab akibatnya adalah seperti sekarang ini, di mana banyak monyet terlantar dan orang-orang seperti Andi yang merawatnya.
"Pelajari dulu dan pikirkan, kira-kira 10 tahun lagi masih bisa merawatnya atau tidak, dan akan di kemanakan setelahnya," kata dia.
Tonton video 'Cerita 'Monkey Lovers Karawang', dari Rescue Jadi Komunitas':
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum