Burung adalah ide yang menginspirasi para insinyur penerbangan. Sekali lagi, unggas itu menjadi langkah awal terciptanya pesawat dengan sayap mengepak dari Airbus.
Mengutip pemberitaan CNN, Sabtu (17/10/2020) pabrikan pesawat asal Eropa, Airbus, telah meluncurkan pesawat prototipe berskala kecil dengan ujung sayap yang bisa mengepak pada tahun lalu. Konsep itu diambil dari burung albatros.
Dinamai AlbatrossONE, pesawat prototipe ini didasarkan pada model A321. Badannya dibuat dari serat karbon dan polimer yang diperkuat serat kaca dan ujung sayapnya berengsel 'semi-aeroelastik'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ujung sayap yang mengepak bebas bereaksi dan lentur terhadap hembusan angin. Efeknya adalah mengurangi hambatan dan melawan efek turbulensi.
Kini, setelah sukses dalam kampanye uji terbang pertama, pesawat prototipe AlbatrossONE telah mencapai tonggak sejarah baru. Pabrikan membuat pembaruan dengan ujung sayap 75% lebih panjang daripada yang diuji pada fase pertama.
"Pesawat demo ini memungkinkan kami untuk membuktikan bahwa ujung sayap yang mengepak bebas dapat mengurangi beban sayap dibanding ujung sayap tak bergerak dan menghindari kesalahan selama pendaratan," kata Tom Wilson, pemimpin proyek Airbus semi-aeroelastic, dalam sebuah pernyataan.
Sayap mengepak diklaim meningkatkan kinerja pesawat. "Sekarang pembuktian konsep telah dicapai dalam skala kecil, kami akan meningkatkan upaya kami untuk mematangkan teknologi dalam skala yang lebih besar," tambah Kepala insinyur AlbatrossOne James Kirk.
Pesawat AlbatrossOne terinspirasi oleh elang laut, albatros. Burung laut ini mampu bertahan di udara selama berjam-jam dalam cuaca berangin dengan sedikit tenaga dari sayap.
"Konsep ujung sayap berengsel bukanlah hal baru," kata Wilson tahun lalu.
"Jet militer menggunakannya untuk memungkinkan kapasitas penyimpanan yang lebih besar dari kapal induk. Namun, AlbatrossOne adalah pesawat pertama yang diujicobakan dalam penerbangan, dengan ujung sayap yang bebas mengepak yang mencapai sepertiga panjang sayap," tambahnya.
AlbatrossOne adalah salah satu dari sekumpulan desain Airbus yang terinspirasi oleh burung.
Airbus juga memiliki proyek lain, yakni fello'fly yang menyelidiki apakah efisiensi aerodinamis dapat ditingkatkan dengan menerbangkan dua pesawat komersial besar dalam sebuah formasi. Ini meniru pola penerbangan migrasi burung.
fello'fly mulai diuji pada Maret 2020 dengan dua A350 dan program akan diperluas tahun depan. Pada Juli 2019, Airbus meluncurkan 'Bird of Prey', sebuah pesawat konsep yang terinspirasi oleh elang dan masih banyak percobaan lainnya.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!