Muhammad Maahir Abdulloh telah berkeliling Indonesia, di 34 provinsi dan singgah di tujuh puncak Tanah Air, dalam tempo 2,5 tahun. Dia memilih bersepeda.
Maahir, 23 tahun, bukan sekadar bersepeda keliling Indonesia dalam waktu itu. Pria yang juga relawan Palang Merah Indonesia (PMI) itu bertekad untuk membangun taman bacaan di 10 titik di pelosok nusantara. Bagian ini, baru empat yang terwujud.
Ide untuk menjelajahi pulau-pulau di Tanah Air dan membangun taman bacaan dengan bersepeda tidak muncul begitu saja. Perjalanan Ekspedisi Penjelajahan Nusantara (EPN) yang start dari Jakarta pada 11 Maret 2018 itu merupakan perwujudan impian yang dibangunnya sejak kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Niat awal ekspedisi udah lama tapi dulu baru keinginan ajalah. Pas masih SD saya suka melihat peta Indonesia di belakang kelas, ada peta Indonesia dan dunia. Habis itu saya berpikir di pulau-pulau Indonesia ini ada manusianya enggak, ada listriknya enggak," kata Maahir Abdulloh dalam IGLive bersama detikTravel akhir pekan lalu.
"Saya lihat peta Indonesia, saya jengkali Papua ke Aceh 1 jengkal, sedangkan di Eropa 1 jengkal bisa beberapa negara, bisa tiga bahkan lebih. Dari situlah mulai tahu ternyata Indonesia luas dan ingin menjelajahi," dia menjelaskan.
Maahir cukup serius menjaga impian untuk keliling Indonesia. Dia bahkan memilih untuk kuliah Bimbingan Konseling.
Tapi, dia tidak langsung memutuskan cara berkeliling Indonesia itu. Dengan kendaraan umum, nebeng, kendaraan pribadi, jalan kaki, gowes, atau yang lain.
"Saya bersekolah ambil Bimbingan Konseling, tujuannya kuliah untuk ekspedisi ini. Bukan karena saya mau keluar, jadi saya kuliah untuk ekspedisi ini. Masih belum tau mau naik sepeda atau apa," kata Maahir.
"Saya coba 2013 saya naik motor dan jalan kaki dan nebeng-nebeng kendaraan lain. Motor terlalu cepat dan saya enggak nikmati Indonesia setiap jengkalnya. kalau jalan kaki terlalu lambat. Kalau nebeng ikut orang, numpang-numpang gitu, saya nggak sampai tujuan yang diinginkan," ujar Maahir kemudian tertawa.
"Pada 2013, saya juga jalan kaki ke Bandung sama teman-teman bertiga, di sana saya liat komunitas sepeda 'Federal'. Saat pulang ke Jakarta, saya lihat di Google muncul komunitas di Ciracas, Jakarta Timur. Mulailah saya menggunakan sepeda dengan uji coba ekspedisi 2 kali sebelum ini," dia menjelaskan.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?