Ingin Jadi Masinis? Perhatikan Syarat Ini Ya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ingin Jadi Masinis? Perhatikan Syarat Ini Ya

Putu Intan - detikTravel
Rabu, 21 Okt 2020 21:06 WIB
Masinis harus bekerja dengan menerapkan protokol kesehatan saat pandemi COVID-19. Yuk lihat cara kerja masinis di tengah pancemi COVID-19.
Ilustrasi masinis. (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Traveler yang punya cita-cita menjadi masinis, wajib memenuhi berbagai persyaratan. Mulai dari fisik sampai kesanggupan mengikuti berbagai pelatihan.

Seiring semakin berkembangnya moda transportasi kereta api di Indonesia, semakin banyak pula anak-anak muda yang berkeinginan menjadi sopir kereta tersebut. Masinis di Indonesia sendiri tidak hanya terbatas mengemudikan lokomotif jarak jauh. Masinis juga dapat mengemudikan commuter line atau KRL dan MRT.

Nah sebelum dapat menjadi seorang masinis, ternyata terdapat proses panjang yang harus dilalui para calon masinis. Hal itu disampaikan masinis muda dari Daop 1 Jakarta, Wawan Setiawan dalam siaran langsung instagram @keretaapikita, Rabu (21/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Caranya menjadi masinis harus tes KAI dari mulai seleksi administrasi, wawancara, psikotes, dan tes kesehatan," kata Wawan.

Untuk seleksi administrasi sendiri, setiap calon masinis wajib memenuhi syarat yakni pria atau wanita, memiliki tinggi badan minimal 160 cm dan berat badan profesional, sehat jasmani dan rohani, tidak buta warna, lulus dari SMA IPA, SMK mesin, listrik, atau otomotif.

ADVERTISEMENT

"Untuk nilai akademik harus di atas rata-rata karena saat saya daftar Daop 1 saja jumlahnya 15.000 orang," Wawan bercerita.

Jika sudah lulus berbagai tes dari KAI, masinis akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan lebih lanjut selama kurang lebih 2,5 bulan. Setelahnya, masinis akan latihan menjalankan lokomotif serta memahami berbagai peraturan dinas perkeretaapian. Masinis juga akan mendapatkan SIM untuk kereta api.

Setelah itu, masinis diperbolehkan mengemudikan kereta. Namun setiap 3 bulan sekali, masinis harus tetap melakukan uji petik yaitu pemahaman rambu-rambu di jalan. Untuk uji petik ini, Wawan menyampaikan masinis harus mendapatkan nilai 76 untuk bisa lulus.

Di samping itu juga ada uji tunjuk-sebut yaitu menunjuk dan menyebutkan atau meneriakkan makna semboyan. "Misalnya hijau, tandanya kereta aman berjalan sampai sinyal berikutnya," kata Wawan.

Untuk ujian ini, tak tanggung-tanggung, nilainya harus 100 alias sempurna.

Selain mengikuti tes-tes tadi, seorang masinis juga akan melalui jenjang karir dari mulai masinis tingkat pertama, masinis muda, dan masinis madya.

Untuk naik tingkat dari masinis tingkat pertama ke masinis muda, masinis harus menjalankan dinas minimal satu tahun atau lebih dari 2.000 jam kerja. Kemudian dari masinis muda ke masinis madya, minimal lama dinas 4 tahun atau lebih dari 8.000 jam kerja.

Wawan juga mengatakan, tidak menutup kemungkinan setelah menjadi masinis madya, masinis dapat mengemban jabatan yang lebih tinggi lagi bahkan sampai manajer operator.




(pin/ddn)

Hide Ads