Untungnya, beberapa pekerjaan ini sudah berjalan. Independent Aircraft Modifier Alliance, kelompok perusahaan modifikasi untuk maskapai, selama beberapa tahun ini telah mendorong harmonisasi berbagai peraturan.
"Teknologinya sudah siap," kata Managing Director IAMA, Nicole Noack.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum COVID-19, laba atas investasi adalah tantangan utama. Tetapi dengan new normal, teknologi tersebut mungkin menjadi lebih penting agar penumpang kembali percaya pada perjalanan udara," imbuh dia.
Nicole mengatakan bahwa pengujian beban listrik, interferensi elektromagnetik, dan pengujian keselamatan umum jadi elemen sertifikasi keselamatan utama yang perlu diatasi.
Solusi baru juga harus dapat diakses oleh semua wisatawan dan dapat digunakan oleh orang-orang dari berbagai usia atau disabilitas. Hingga saat ini maskapai tidak memiliki rekam jejak yang baik dalam melayani penumpang dengan disabilitas.
Adopsi teknologi tanpa sentuhan di bandara berjalan lebih cepat. Salah satunya adalah check-in online dan menyimpan kartu boarding pass di ponsel, lainnya adalah penyerahan koper mandiri.
Saat ini, tak semua maskapai memiliki teknologi memadai terkait e-tiket dan proses boarding jarak jauh.
Di sisi lain, ada beberapa penolakan dalam pengumpulan, proses, dan penyimpanan data biometrik yang berharga dan berpotensi berbahaya. Masalahnya adalah jika diretas, Anda dapat mengubah kata sandi tetapi tidak dengan mengubah wajah atau sidik jari.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol