Di tengah pandemi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) merilis sertifikasi terkait wisata selam. Ini gunanya bagi para pelaku wisata selam di Indonesia.
Pada bulan Oktober ini, Kemenparekraf telah mengeluarkan panduan protokol CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan) usaha wisata selam yang disusun oleh para profesional di bidangnya.
Lebih lanjut, Kemenparekraf mengajak serta setiap pelaku usaha wisata selam di Indonesia untuk mengikuti sertifikasi yang diadakan oleh pihak mereka. Hal itu diungkapkan dalam webinar Sosialisasi Panduan CHSE Wisata Selam & Dive Tourism Market Updates, Selasa (3/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara ini juga dihadiri oleh Tim Penyusun CHSE Usaha Wisata Selam Kemenparekraf, Daniel Abimanju Carnadie. Dalam sambutannya, ia mengajak para pelaku wisata selam untuk memberi rasa aman lebih bagi traveler lewat sertifikasi.
"Jadi diharapkan setiap industri nanti bersedia ikut. Sampai saat ini sertifikasi ini sifatnya masih sukarela. Jadi boleh ikut boleh nggak, tapi menunjukkan kesiapan," ujar Daniel.
Untuk mendapatkan sertifikasi tersebut, pihak pelaku usaha selam dapat memulainya dari pendaftaran di situs resmi Kemenparekraf. Setelah itu, para pelaku wisata selam akan diminta mengisi data terkait protokol kesehatan.
Apabila data yang dikumpulkan berhasil memenuhi syarat minimal 85%, maka pelaku wisata selam terkait berhak akan sertifikasi. Jika di bawah itu, maka akan diadakan pembinaan lebih lanjut.
"Kalau kurang dari itu nggak bisa direkomendasikan," ujarnya.
Ada beberapa tahapan yang perlu dipenuhi, seperti melengkapi data diri dan perusahaan, melengkapi angket deklarasi mandiri sesuai jenis usaha, proses audit dan lainnya. Yang tak kalah penting, semua biaya sertifikasi ditanggung seluruhnya oleh Kemenparekraf. Jadi tidak ada alasan buat pelaku wisata selam untuk tidak mendaftar.
"Bagus ambil bagian, kita usahakan aktifkan lagi dive shop, kantor kita yang berhenti untuk aktivitas lagi. Ini bisa jadi start untuk build trust ke tamu kita lagi," tutup Daniel.
Baca juga: 7 Panduan Wisata Selam Saat Pandemi COVID-19 |
(rdy/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan