Uniknya Kertas Daluang, Kertas Tradisional Asli Indonesia

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Uniknya Kertas Daluang, Kertas Tradisional Asli Indonesia

Akbar Hari Mukti - detikTravel
Minggu, 08 Nov 2020 06:41 WIB
kertas daluang
Foto: Akbar Hari Mukti/detikTravel
Semarang -

Kertas tradisional asal Indonesia, kertas daluang, terus diproduksi sebagian kalangan. Salah satunya oleh Faris Wibisono.

"Saya sudah tiga tahun memproduksi kertas daluang. Belajar dari pegiat kertas tradisional di Jawa Barat di antaranya Ahmad Mufid Sururi dan lain lain," jelas Faris ditemui detikcom di pelatihan membuat kertas daluang di Taman Arkeologi dan Edukasi Budaya Lembah Gana, Bergas, Kabupaten Semarang, Sabtu (7/11/2020).

Ketertarikannya terhadap seni membuat kertas daluang dikarenakan masih banyaknya warga Jawa Tengah yang tak tahu tentang kertas tersebut. Padahal, kertas tradisional itu memegang peranan penting dalam proses kebudayaan di Indonesia termasuk Jawa Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena di Jateng belum banyak orang melihat maupun mendengar tentang daluang, maka saya mulai belajar membuat kertas ini, dari situ muncul ketertarikan tentang daluang," dia menjelaskan.

"Sebab kertas daluang ini merupakan salah satu media untuk pembuatan Wayang Beber, wayang tradisional di Indonesia," Faris menambahkan.

ADVERTISEMENT

Ia bilang pembuatan kertas daluang membutuhkan setidaknya delapan bulan dari menanam tanaman hingga memprosesnya menjadi kertas. Kayu yang diproses menjadi kertas daluang ini merupakan jenis kayu Saeh.

"Kertas ini diolah dari kulit kayu Saeh atau di Jateng disebut Glugut atau Galuga. Untuk proses pengolahan daluang dari menanam sampai menjadi kertas membutuhkan waktu 8 bulan," ujar Faris.

Ia mengaku untuk memproses kertas tersebut membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Hal itu agar kertas yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.

"Kayu Galuga itu kulit pohonnya diambil, lalu direndam di air selama sehari. Setelah itu kulit tersebut ditumbuk dengan alur tertentu dan difermentasi sehingga membentuk serat serat yang kuat," dia menjelaskan.

"Setelah itu baru bisa dijemur, dihaluskan, dan dipakai untuk menulis," kata Faris.

Faris mengaku juga mulai memberikan edukasi membuat kertas daluang ke masyarakat. Itu agar semakin banyak orang mengetahui tentang kertas tradisional tersebut.

"Edukasinya ke Semarang, Solo Raya, Jawa Timur, hingga ke luar Jawa. Juga edukasi tersebut ke kampus kampus agar generasi muda tahu tentang adanya kertas tradisional asal Indonesia," dia menambahkan.




(fem/fem)

Hide Ads