Hotel jadi sektor yang paling terdampak karena pandemi COVID-19. Jumlah tamu hotel di Bandung hanya sepertiga dari kapasitas masa new normal.
Selama masa pandemi, meski sudah mendapat berbagai macam relaksasi dan bantuan ekonomi, hotel di Jawa Barat belum memunculkan perkembangan yang signifikan.
Hingga saat ini, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat mencatat okupansi hotel dan restoran hanya sentuh angka 34 persen dari kapasitas AKB di masa pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di Jawa Barat itu okupansinya hanya 34 persen, sementara di Kota Bandung sudah 55 persen," kata Ketua PHRI Herman Muchtar di Kota Bandung, Senin sore (9/11/2020).
Lebih lanjut, selama di masa pandemi pihaknya mengatakan ada 516 hotel dan280 restoran yang ditutup. Sebanyak 69 ribu karyawan dirumahkan.
"Sekarang ini kalau kita hitung rata-rata Jabar yang bisa kerja itu 50 persen. Jangan kita hitung hotel kita sendiri. Usaha demi usaha kita lakukan baik itu melalui Pemda Jabar," ujarnya.
Herman mengatakan, salah satu cara agar meningkatkan kunjungan hotel dan restoran di Jabar agar kembali menggeliat adalah dengan mempromosikan ke wisatawan nusantara (wisnus). Pemerintah harus meminggirkan soal kunjungan wisatawan mancanegara lebih dulu.
"Makanya kita membicarakan Pak Ridwan Kamil itu minimal kita mempromosikan wisata nusantara. Nah ini jangan sampai memohon direlaksasi tapi tidak ada geraknya. Ayo kita sama-sama bangkit kembali dari masa keterpurukan ini," ujarnya.
Selain tingkat wisatawan, Herman juga menuturkan persoalan okupansi yang rendah juga salah satunya dikarenakan pemindahan rute penerbangan menuju Jawa Barat diturunkan ke Bandara Kertajati.
"Okupansi hotel juga terhambat karena pemindahan bandara. Saya mohon koordinasi dan komunikasi kita tetap baik dan dengan Pemda juga," pungkasnya.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum