Banyak tempat wisata yang akhirnya buka di tengah pandemi untuk menyelamatkan pelaku usaha. Tapi sayangnya, hasil tak selalu sesuai harapan seperti Taj Mahal.
Dilansir dari Times of India, Kamis (12/11/2020), Taj Mahal dibuka sejak 21 September dengan menyediakan kuota 5.000 pengunjung setiap harinya. Kuota itu ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata.
Tapi angka kunjungan tersebut hanya menyentuh angka 4.000 wisatawan. Itu pun tidak tiap hari, paling hanya satu dua kali di akhir pekan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal sebelumnya Taj Mahal rata-rata bisa menampung 25.000 wisatawan dalam satu hari saja. Sejak dibuka setelah lockdown, tak pernah ada satu hari yang mencatat 5.000 kedatangan wisatawan.
Menurut Archaelogical Survey of India (ASI) ada 5.000 tiket yang disediakan dan dijual secara online. Tiket tersebut katanya selalu habis setiap akhir pekan.
Tapi saat hari kunjungan, mereka malah membatalkan tiket. Mayoritas sih beralasan takut terkena virus Corona.
Untuk meningkatkan keuntungan, tiket-tiket tersebut biasanya dijual kembali pada operator tur. Pengelola Taj Mahal berharap ada turis yang tergiur untuk jalan-jalan di akhir pekan.
Melihat ini, arkeolog pengawas, Vasant Swarankar, buka suara. Katanya Taj Mahal tidak memenuhi target karena adanya black marketing dan keluhan dari turis.
"Saya telah mendesak pejabat dan polisi untuk memastikan agar turis tidak mendapatkan pelecehan," ujarnya.
Diketahui ada banyak calo yang masih berkeliaran di sana. Mereka membeli tiket Taj Mahal dan menjualnya kembali ke turis dengan harga tinggi.
"Ini bisa dibilang sulit diidentifikasi karena mereka berkeliaran seperti pengunjung lainnya. Sementara siapa pun bisa memesan tiket dari mana saja tanpa harus ada tanda pengenal. Masalah ini hanya bisa diselesaikan jika pemesanan dilakukan dengan menggunakan nama seperti yang dulu pernah dilakukan," dia menjelaskan.
Saat ini Taj Mahal sudah mengikuti standar protokol kesehatan yang diberikan oleh pemerintah. Masker dan sanitizer jadi syarat utama untuk masuk ke sana.
"Tak hanya itu, kami juga menggunakan sponge sanitizer untuk membersihkan alas kaki sebelum turis masuk ke dalam monumen," kata dia.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol