Palau tengah bersiap untuk menggeser Bhutan sebagai negara bebas karbon di dunia. Demi menggapainya, Palau membuat segudang peraturan untuk turis yang liburan.
Dilansir dari GlobeTender, emisi karbon yang ada di negara kepulauan di Samudera Pasifik ini terjadi karena adanya aktivitas dari pariwisata. Jadi, banyaknya turis berbanding lurus dengan banyaknya emisi karbon yang dihasilkan.
Sementara Palau sendiri begitu tergantung dengan pariwisatanya. Oleh karena itu, Pemerintah Palau mengeluarkan proyek untuk mengurangi emisi karbon yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pariwisata akan tetap jalan. Namun Pemerintah akan memberikan segudang peraturan untuk turis yang datang. Tenang, peraturan ini tidak akan membuatmu rugi, justru malah makin cinta dengan Palau. Karena peraturan yang diberikan akan sangat melindungi alam.
"Krisis Corona mengajarkan kita untuk memperkuat ketahanan bangsa terhadap ancaman eksternal, yaitu perubahan iklim. Palau merangkul pariwisata berkelanjutan sebagai satu-satunya jalan ke depan di era baru dan kami percaya bahwa tujuan kamu dapat dan harus netral karbon," ujar Kevin Mesebeluu, Direktur Biro Pariwisata Palau.
Palau adalah salah satu suaka laut terbesar di bumi. Pemerintahnya mengadopsi standar tabir surya paling ketat di dunia. Sudah sejak setahun Palau melarang turis untuk menggunakan sunblock jenis apa pun.
Selain itu, operator tur dilarang untuk menggunakan plastik sekali pakai atau styrofoam. Turis yang datang pun kebagian beberapa peraturan ketatnya.
Semua wisatawan diwajibkan untuk menandatangani ikrar ramah lingkungan saat masuk ke negara tersebut. Dalam ikrar tersebut disebutkan bahwa jika wisatawan berani untuk melanggar maka akan kena denda besar.
Sebagai negara kepulauan, Palau memberikan banyak pilihan untuk turis yang ingin bersantai di pantai. Tapi jangan coba-coba untuk mengumpulkan pasir atau membawa pulang apa pun dari pantai. Traveler pasti kena denda.
Selanjutnya: Aturan Lain di Palau
Aturan lainnya yang tertera di ikrar adalah dilarang memberi makan ikan. Seperti yang kita ketahui, ada operator tur yang menyediakan wisata memberi makan ikan di Indonesia. Jadi traveler akan di ajak snorkeling dan diberi sebotol nasi sebagai umpan ikan.
Nah, kegiatan ini sebenarnya sangat berbahaya, traveler. Karena nyatanya, umpan yang kita beri membuat ikan jadi sakit. Itu sebabnya Palau dengan keras melarang kegiatan wisata ini di seluruh sudut negerinya. Kalau ketahuan, tentu saja denda dengan biaya yang besar.
Masih ada? masih. Turis juga harus benar-benar menjaga alam Palau dengan tidak menyentuh karang dan membuang sampah sembarangan. Yang terakhir adalah menghormati budaya lokal.
"Proyek ini memiliki potensi besar untuk mengubah model pariwisata tradisional dan merupakan langkah penting untuk mengurasi dampak iklim industri," ujar Paloma Zapata, CEO Sustainable Travel Internasional, sebuah organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk melestarikan pariwisata yang rentan.
"Kami memuji Palau atas kepemimpinan berkelanjutan mereka dan berharap ini menginspirasi destinasi lain untuk memperkuat strategi ketahanan iklim mereka sendiri," tandasnya.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang
Status Global Geopark Danau Toba di Ujung Tanduk