Kemenparekraf, Agen dan Operator Wisata juga Butuh Bantuan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kemenparekraf, Agen dan Operator Wisata juga Butuh Bantuan

Putu Intan - detikTravel
Senin, 16 Nov 2020 12:02 WIB
Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) kembali digelar di Jakarta. Pameran ini untuk memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan harga tiket dan paket wisata yang menarik namun dengan harga terjangkau. Rachman Haryanto/detikcom.
Ilustrasi agen travel. (Foto: Rachman Haryanto)
Jakarta -

Dana hibah pariwisata sebesar Rp 3,3 triliun diberikan kepada hotel dan restoran. Padahal agen dan operator wisata juga membutuhkan bantuan di masa pandemi.

Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara Mukhlis Nasution mengungkapkan usulannya kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk memperhatikan pelaku wisata selain hotel dan restoran. Mukhlis menyinggung mengenai dana hibah pariwisata yang hanya diperuntukkan untuk kalangan tertentu.

"Peran pemerintah sangat diharapkan dapat membantu travel agent kita yang ada di Sumatera Utara. Karena dari pemulihan ekonomi yang ditetapkan Kemenparekraf kemarin tidak termasuk travel agent," katanya melalui diskusi bersama Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) di Youtube Eksplorin Indonesia, Minggu (15/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mukhlis juga melaporkan bahwa dana hibah pariwisata itu hanya didapatkan oleh hotel yang memiliki pajak tinggi dan rajin membayarkannya. Sementara untuk pengusaha kecil tidak mendapatkan kesempatan.

"Di Sumatera Utara yang dapat dana hibah hanya di Medan dan kawasan Danau Toba. Itu pun yang rajin bayar pajak. Siapa yang pajaknya tertinggi, itulah yang dapat pajak," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, pengamat pariwisata, Wuryastuti Sunario juga menyampaikan perlunya perhatian khusus Kemenparekraf pada agen dan operator wisata. Terutama yang berbasis lokal karena mereka memiliki pengetahuan wisata yang tak dimiliki orang lain di luar daerahnya.

"Yang belum menikmati (bantuan) itu travel agent. Walaupun yang online sudah jalan. Tour operator juga sangat perlu dibantu apalagi yang di daerah dan mengetahui lapangan. Kalau mereka sampai mati, apalagi yang ahli dan mengetahui situasi kondisi di daerah maka kita akan kehilangan banyak sekali aset," ujarnya.

"Masalahnya walaupun pemerintah sudah membantu dengan keuangan, masalahnya adalah lewat bank. Yang pembayarannya itu harus dikembalikan bulan depan. Sedangkan untuk mendapatkan wisatawan apalagi luar negeri kan tidak bisa dalam satu bulan," ia menjelaskan.

Sebelumnya pada akhir Oktober 2020, pemerintah melalui Kemenparekraf mengumumkan akan menyalurkan dana hibah pariwisata sebesar Rp 3,3 triliun pada pelaku pariwisata. Mekanismenya transfer ke daerah lewat Pemda dan usaha hotel dan restoran yang ada di 101 kabupaten berdasarkan kriteria tertentu.




(pin/ddn)

Hide Ads