Tak jarang seorang pramugari mendapatkan stigma tertentu ketika bekerja. Pramugari Citilink pun mengungkapkan perasaannya mengenai pandangan orang tersebut.
Setiap pekerjaan pasti memiliki risiko, termasuk pramugari dan pramugara yang harus berhadapan dengan penumpang pesawat dengan berbagai karakter. Apalagi di masa pandemi Corona, berbagai protokol kesehatan harus ditaati namun ada saja penumpang yang tidak mengikuti aturan ini.
"Pasti ada (penumpang tidak taat). Tapi kita tidak menegur secara kasar. Ada prosedur yang harus diikuti, misalnya 'Bapak atau Ibu, silakan menggunakan maskernya masing-masing', begitu. Asalkan tidak sampai kita menyinggung perasaan mereka," ujar pramugara Citilink, Syepvin, dalam wawancara eksklusif bersama detikTravel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melayani penumpang dengan sabar dan sopan adalah kunci ketika menjalankan pekerjaan tersebut. Pramugari Citilink, Nofema juga memandang berbagai karakter penumpang yang ia hadapi justru membuatnya bersyukur karena dapat lebih memahami cara mengatasi orang lain.
![]() |
Sayangnya, beberapa saat lalu sempat beredar kabar skandal yang membuat citra pramugari dipandang negatif oleh masyarakat. Hal itu sangat disayangkan oleh Syepvin dan Nofema, akibat ulah oknum tertentu, banyak awak kabin yang ikut kena imbasnya.
"Padahal mungkin hanya satu atau dua pramugari lalu berdampak pada kacamata orang. Cuma perlu saya luruskan dan tegaskan, tidak semua ikan di laut sama. Semua pramugari seleksinya panjang sekali," kata Nofema.
"Saling respect (menghargai) saja antara pekerjaan satu sama lain. Jangan sampai karena satu atau dua pihak semuanya kena, begitu," ujarnya.
![]() |
Nofema sendiri yang merupakan anak rantau yang merasakan betapa sulitnya untuk dapat lolos menjadi pramugari Citilink. Ia harus menjalani seleksi dan training selama hampir 6 bulan. Dari 1014 peserta, ia harus menyingkirkan para pesaingnya hingga terpilih 11 pramugari dalam satu angkatannya.
"Saya harus menjalani seleksi dari perusahaan. Ada sekolahnya. Masih harus dites bisa lulus atau tidak dengan Dirjen Perhubungan, yang mengeluarkan sertifikat yang itu diperbarui setiap tahun," ia menjelaskan.
Senada dengan Nofema, Syepvin juga mengungkapkan bahwa ia sampai harus mencoba 3 kali untuk dapat lolos melamar sebagai pramugara Citilink. Dua kali gagal sebab ia kelebihan berat badan sebanyak 3 kilogram.
Ia pantang menyerah sebab ia merupakan anak pertama dan tulang punggung keluarga yang harus bekerja demi membiayai keluarganya. Setelah lolos, Syepvin mengatakan bahwa ia amat menghargai pekerjaannya dan berusaha untuk bekerja sebaik mungkin.
Ia membagikan sebuah nasihat dari orang tua yang selama ini ia pegang. "Bekerjalah saat kamu sudah memantapkan diri kamu. Kalau sudah mantap menjadi pramugara, bekerjalah dengan serius dan ikhlas. Dan bekerjalah seperti ketika kamu digaji satu juta, seolah-olah kamu digaji dua juta," kata dia.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum