Dari periode 1 April hingga 30 September 2020, maskapai Emirates baru mengangkut 1,5 juta penumpang. Turun sebesar 95% dari periode yang sama tahun lalu!
Maskapai Emirates mengumumkan performa mereka sepanjang tahun 2020. Untuk jumlah penumpang yang diangkut, Emirates mengalami penurunan yang sangat drastis. Emirates baru mengangkut 1,5 juta penumpang dari periode 1 April hingga 30 September 2020.
Angka tersebut turun sebesar 95% dari periode yang sama tahun lalu. Pada pertengahan pertama tahun fiskal 2020-21, Emirates pun mencatatkan kerugian sebesar USD 3,4 miliar atau setara Rp 47 triliun. Kerugian tersebut merupakan yang pertama kalinya terjadi selama lebih dari 30 tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengawali tahun fiskal ini di tengah lockdown global, saat lalu lintas penumpang udara terhenti total. Dalam situasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya di industri penerbangan dan perjalanan, Emirates Group mencatat kerugian tengah tahun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 30 tahun," ungkap Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum, Chairman dan Chief Executive, Emirates Airline dan Group dalam keterangannya, Rabu (18/11/2020).
Sepanjang 6 bulan pertama tahun 2020, kapasitas keseluruhan maskapai Emirates selama ini turun sebesar 67% menjadi 9,8 miliar Available Tonne Kilometres (ATKM). Penyebabnya tentu saja karena program penerbangan yang berkurang secara substansial selama beberapa bulan terakhir. Termasuk karena penangguhan penerbangan penumpang di Bandara Internasional Dubai selama 8 minggu.
Untuk kapasitas yang terukur dalam Available Seat Kilometres (ASKM) Emirates menyusut hingga sebesar 91%. Sementara itu, lalu lintas penumpang yang diukur dalam Revenue Passenger Kilometres (RPKM) turun hingga sebesar 96%, dengan rata-rata Passenger Seat Factor turun menjadi 38,6%, bila dibandingkan dengan angka pra-pandemi tahun lalu yang sebesar 81,1%.
Baca juga: Warga Israel Kini Bisa Liburan di Dubai |
Pendapatan Emirates, termasuk pendapatan operasional lainnya pun turun sebesar 75% jadi US$ 3,2 miliar atau setara Rp 45 Triliun, dibandingkan dengan US$ 12,9 miliar (Rp 181 Triliun) yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.
Hasil ini disebabkan oleh pembatasan penerbangan dan perjalanan yang hampir merata di seluruh dunia terkait pandemi COVID-19. Sheikh Ahmed pun berharap keadaan kembali lekas pulih.
"Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan, tetapi kami mengharapkan pemulihan yang cepat dalam permintaan perjalanan begitu vaksin COVID-19 tersedia dan sedang mempersiapkan diri untuk melayani peningkatan tersebut," ujar Sheikh Ahmed.
Jumlah Karyawan Menyusut 24%
Dibandingkan dengan 31 Maret 2020, jumlah karyawan Emirates Group turun secara substansial sebesar 24% menjadi 81.334 pada 30 September 2020. Hal ini sejalan dengan kapasitas yang diharapkan, kegiatan bisnis perusahaan di masa mendatang dan prospek industri secara umum.
"Emirates dan dnata terus mencari cara untuk melindungi tenaga kerjanya yang terampil, termasuk berpartisipasi dalam program perlindungan kerja jika ada," ujarnya.
(wsw/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia