Oleh sebab itu, keduanya pun menjelaskan bahwa pilot dan co-pilot tak semata-mata mengandalkan sistem auto pilot. Mereka juga harus mampu menangani segala situasi genting.
"Untuk mendapatkan auto mationnya itu berat prosesnya. Kita harus belajar dari nol. Mereka (penumpang) tidak melihat ketika kita masuk cuaca buruk. Yang melihat di depan cuaca buruk adalah kita berdua, yang di belakang tinggal komen 'apaan goyang terus'," Diana mengungkapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita dipermudah dengan teknologi tapi kalau terjadi apa-apa, misalnya pencetannya (auto pilot) rusak, itu kita harus take over (ambil alih)," ujarnya.
![]() |
Dari segala pengalaman menegangkan itu, Diana pun sadar bahwa manusia hanyalah entitas yang kecil di hadapan Tuhan. Dalam situasi yang sulit, para pilot hanya dapat berusaha sembari berdoa memohon keselamatan.
"Menurut saya itulah kebesaran Allah. Kita ini hanya kecil, alam nggak bisa dianggap remeh. Tetap sebelum terbang, wajiblah Anda berdoa," ia berpesan.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan