Sekitar 100 ekor paus pilot dan lumba-lumba bottlenose mati terdampar di pulau terpencil Selandia Baru. Kasus ini menambah panjang jumlah paus mati tahun ini.
Dilaporkan Reuters, paus dan lumba-lumba itu terdampar di Pulau Chatham yang terletak sekitar 800 kilometer dari lepas pantai Selandia Baru. Peristiwa tersebut dilaporkan pejabat setempat melaporkan kejadian ini pada Rabu (25/11/2020).
Namun paus-paus diketahui mulai terdampar sejak akhir pekan lalu dan sayangnya upaya penyelamatan terhambat sebab lokasinya yang terpencil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen Konservasi Selandia Baru (DOC) mengatakan, setidaknya terdapat 97 ekor paus dan 3 ekor lumba-lumba mati terdampar.
Kasus paus terdampar massal cukup umum di Kepulauan Chatham. Kasus terbesar pernah terjadi pada 1918 dimana paus yang mati terdampar mencapai 1.000 ekor. "Hanya 26 paus yang masih hidup, mayoritas terlihat sangat lemah dan akhirnya di-eutanasia karena kondisi laut yang ganas dan hampir pasti hiu putih besar akan datang dengan adanya kasus terdampar seperti ini," kata ranger dari DOC.
Selain di Chatham, paus juga pernah terdampar di Pulau Selatan pada tahun 2017. Jumlahnya sebanyak 600 paus dan 350 di antaranya mati.
Sementara itu, kasus ini juga terjadi di negara tetangganya, Australia. Pada akhir September, sebanyak 500 ekor paus terdampar di Tasmania. Dari jumlah tersebut, 380 ekor di antaranya mati. Ahli biologi satwa liar dari Marine Conservation Program, Kris Carlyon mengatakan, kasus paus terdampar massal itu merupakan yang terbesar dalam sejarah Australia.
Kendati telah terjadi berulang kali, penyebab pasti hal tersebut dapat terjadi masih menjadi pertanyaan bagi para ahli biologi kelautan selama bertahun-tahun.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum