Begitu banyak satwa imut, lucu juga pemalu di Indonesia yang belum begitu terekspose. Salah satunya adalah kucing batu di Gunung Leuser ini.
Taman Nasional Gunung Leuser mengunggah kucing batu yang terekam kamera perangkap beberapa waktu lalu. Tak hanya satu, kucing berekor panjang bak citah ini ada sepasang.
"Kenalin dulu, Kucing Batu (Pardofelis marmorata) alias Marbled Cat. Anggota kerajaan Animalia, family Felidae," kata tngunungleuser di akun Instagram resminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Kucing Batu) ini berstatus Near Threatened dan dilindungi," imbuhnya.
Kucing Batu di Taman Nasional Gunung Leuser adalah hewan nokturnal. Mereka akan lebih aktif di kala malam tiba dan akan melantai di hutan untuk mencari makan.
"Pada suatu malam, di tengah keriuhan penghuni rimba, dua makhluk berekor panjang dengan rambut begitu tebal melintas di depan kamera jebak yang kami pasang," jelas TN Gunung Leuser.
"Si gesit di atas pohon ini memang nokturnal. Kali ini mereka turun ke lantai hutan. Mungkin hendak berburu mangsa," imbuhnya.
Kucing Batu di Gunung Leuser memang mirip macan dahan dengan panjang keseluruhan mencapai satu meter. Keunikan dari hewan ini adalah terdapat totol-totol di tubuhnya.
"Berkisar antara 45-62 cm panjang tubuhnya ditambah ekor sepanjang 35-55 cm. Yang unik, pola totol di tubuhnya. Mirip macan dahan, tapi bukan," tegas TN Leuser.
Sebelumnya, tak hanya ayam yang punya nama belakang hutan, kambing pun ada. Terbaru, ada sepasang kambing hutan yang langka terlihat di Taman Nasional Gunung Leuser.
Penampakan kambing hutan ini terbilang langka. Hal itu disebutkan TN Gunung Leuser dalam unggahan terbaru di Instagram resminya, seperti dilihat detikTravel, Kamis (28/5) lalu.
"Langka, sepasang kambing hutan Sumatera di TN Gunung Leuser. Tubuhnya kekar tertutup rambut lebat dan kasar, berwarna hitam keabuan," jelas TN Gunung Leuser.
"Moncongnya mirip moncong kerbau. Sedang tanduknya lurus, ramping seperti tanduk antelop dan melengkung ke belakang," imbuh dia.
Kambing Hutan Sumatera memiliki nama alias Sumatran Serow. Di Indonesia, penyebarannya hanya ada di pulau Sumatera.
Status konservasi kambing hutan Gunung Leuser saat ini rentan atau vulnerable (VU) karena diyakini mengalami penurunan yang signifikan (mungkin lebih dari 30%, sejak 21 tahun terakhir). Jumlah Kambing Hutan Sumatera menurun akibat perburuan maupun hilangnya habitat.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!