Pandemi virus Corona sangat mempengaruhi sektor wisata. Salah satunya, terkait tuntutan fasilitas yang diinginkan wisatawan saat wabah ini dan promo.
Dalam seminar virtual MarkPlus Conference 2021 yang digelar pada Kamis (10/12) 2021, John Safenson, vice president of Market Management Traveloka Accomodation, mengungkapkan perubahan-perubahan gaya wisatawan Indonesia selama pandemi Corona.
"Karena pandemi Corona banyak terjadi perubahan keinginan dan gaya wisatawan dalam bepergian dan melakukan pemesanan. Dari survei yang kami lakukan yang menjadi faktor utama yang diinginkan konsumen adalah faktor kebersihan dan kesehatan. Setelah itu diikuti dengan promo dan kemudahan refund," kata John.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari survei yang dilakukan tim Traveloka, berikut data tentang hal-hal yang diinginkan konsumen bepergian selama pandemi Corona:
1. Protokol kesehatan dan kebersihan 53 persen
2. Promo atau diskon 45 persen
3. Kemudahan refund 38 persen
4. Rescedule 36 persen
5. Pilihan bayar saat check in 25 persen
6. Servis tambahan 22 persen
7. Kemudahan pemilihan pesanan 21 persen
Destinasi Favorit Saat Pandemi
Untuk pilihan tempat transportasi berwisata, responden lebih memilih untuk menggunakan mobil pribadi. Karena, traveler cenderung bepergian dalam grup kecil atau bersama keluarga.
Adapun untuk pilihan destinasi, saat ini cenderung memilih untuk wisata domestik. Itu dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang masih menutup border internasional.
"Sekitar 80 persen responden survei memilih destinasi lokal. Paling tinggi sasaran destinasi mereka masih di dalam kota. Seperti warga Jakarta, destinasi yang dituju sekitaran Jabodetabek paling jauh Puncak," kata John Safenson.
Dari survei itu juga terlihat bahwa orang masih senang bepergian dengan kendaraan pribadi dan hanya dengan keluarga. Itu semata-mata dengan alasan keamanan.
Ya, berdasarkan temuan lain dalam survei, lebih dari 50 persen responden sangat peduli akan protokol kesehatan terutama di tempat menginap maupun destinasi wisata.
Nah, karena keberadaan keluarga tersebut, menginap di villa jadi pilihan utama dibanding di hotel.
John optimistis wisata Indonesia bakal tetap hidup dan bertahan dengan mengandalkan jumlah penduduk yang sangat besar.
"Kalau kita lihat dari total populasi, Indonesia punya kekuatan signifikan. Jika 260 juta penduduk Indonesia melakukan perjalanan domestik ini akan membatu sektor wisata domestik bergeliat kembali. Dan saat ini juga menjadi waktu bagi kita untuk mengenal wisata Indonesia," ujar dia.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol