Libur Akhir Tahun, PHRI Jabar Targetkan Okupansi 45 Persen

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Libur Akhir Tahun, PHRI Jabar Targetkan Okupansi 45 Persen

Siti Fatimah - detikTravel
Jumat, 11 Des 2020 11:52 WIB
Sekitar 35 ribu wisatawan tercatat mengunjungi objek wisata alam Kawah Putih di Kabupaten Bandung selama musim libur.
Ilustrasi liburan di Jawa Barat (Wisma Putra/detikTravel)
Bandung -

Menjelang libur akhir tahun atau Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021, okupansi restoran dan hotel di Jawa Barat ditargetkan mencapai 45 persen. Kecuali, daerah-daerah yang berzona merah COVID-19.

Jawa Barat tidak menutup pintu bagi wisatawan kendati pandemi virus Corona belum usai. Jabar masih berharap ada pelancong yang plesiran.

Termasuk di Kota Bandung, yang masuk zona merah. Tapi, dengan okupansi atau tingkat keterisian hotel dan restoran yang lebih rendah, maksimal 30 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Desember ini kita mentargetkan rata-rata 45 persen, harapan kita karena ada libur panjang di akhir bulan," kata Ketua Perhimpurnan Hotel dan Restoramm (PHRI) Jabar Herman Muchtar saat dihubungi detikcom, Jumat (11/12/2020).

Terlebih, kata dia, di akhir tahun kebanyakan pemerintah melakukan rapat dan evaluasi di hotel-hotel. Itu demi memberikan dampak positif bagi pengusaha hotel di daerahnya.

ADVERTISEMENT

"Kebanyakan orang melakukan rapat dan evaluasi di hotel menghabiskan anggaran dari kementrian maupun dinas-dinas. Tapi, itu pun di hotel-hotel yang kapasitas dan fasilitas yang lengkap dan menerapkan pembatasan kapasitas," dia mengungkapkan.

Herman mengingatkan, selama pandemi, hotel dan restoran agar selalu dengan ketat melaksanakan protokol kesehatan. Ditambah, dengan mengikuti sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) yang digagas Kemenparekraf dapat menjadi jaminan bagi pengunjung hotel.

"Itu sudah 200 lebih yang mendaftar dan dalam proses. Alhamdulillah sampai dengan saat ini belum ada terjadi klaster hotel dan restauran," ujarnya.

Dia juga menegaskan tidak akan mentoleransi segala bentuk kesalahan dalam pelanggaran protokol kesehatan baik di hotel maupun restoran.

"Saya tidak akan membela anggota saya kalau anggota saya yang bandel dan melakukan kesalahan. Tapi kembali saya katakan sampai saat ini belum ada, kita berharap tidak ada klaster hotel," kata Herman.

Meskipun libur akhir tahun baru dan cuti bersama Desember mengalami pemangkasan, pihaknya tetap optimis bahwa ekonomi di industri perhotelan akan tetap berjalan asalkan betul-betul melaksanakan 3M.

"Seperti makan buah simalakama, di satu sisi kita enggak makan bakal mati, dimakan juga bakal mati gitu kan. Di satu sisi libur panjang ini peluang bagi hotel dan restoran yang selama ini posisi sangat terpuruk. Tapi di satu sisi dengan mewabahnya COVID-19 pun tantangan juga. Kalau keramaian terjadi itu kan bukan di hotel, di hotel itu sudah tertib," dia menjelaskan.

"Jadi, tolong satu sisi kita menginginkan okupansi besar di satu sisi COVID-19 sedang terjangkit dan mewabah sampai Kota Bandung zona merah. Itu hotel dan restoran sangat paham kondisinya," Herman menambahkan.




(sym/sym)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads