Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengadakan acara ULIK (Ulas Balik) bersama influencer/travel blogger, Febrian dan Cindy Lauw, melalui LIVE di akun Instagram resmi Kemenpar, @pesonaid_travel. Acara ini bertujuan untuk mengulas kembali pengalaman melakukan perjalanan di masa pandemi serta bagaimana penerapan protokol kesehatan di destinasi pariwisata #DiIndonesiaAja.
Febrian mengatakan sebagai seorang travel blogger, informasi pemberlakukan PSBB di awal pandemi COVID-19 sempat membuat dirinya terkejut. Pasalnya, saat itu ia tengah melakukan perjalanan bisnis ke Sumba Barat untuk meliput Festival Pasola.
"Akhirnya, setelah mengetahui pemberlakuan PSSB di Jakarta, keesokan harinya langsung pulang dan setelah itu tetap di rumah aja, nggak pergi ke mana-mana," ujar Febrian dalam keterangannya, Selasa (15/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama mematuhi PSBB dan tetap berada di rumah saja, dirinya juga mencoba banyak hal baru. Mulai dari bercocok tanam, olahraga di rumah, mengoleksi batu kristal hingga memelihara ikan cupang. Tidak hanya itu, Febrian pun sempat mendekorasi kamar pribadi dengan aksesori serta pernak-pernik dekorasi dari UMKM lokal.
"Yang tadinya menggantungkan hidup pada sektor pariwisata dan sekarang beralih menjadi pedagang pernak-pernik rumah, ya udah kita beli aja. Sebagai bentuk bantuan dari jauh, karena nggak bisa pergi ke mana-mana tapi tetap bisa membantu (dengan membeli produk) UMKM," terangnya.
Setelah hampir 4 bulan di rumah, Febrian juga menceritakan bagaimana momen pertama kali melakukan travelling kembali. Saat itu dirinya mendapat tawaran dari Kemenparekraf untuk mengikuti program penerapan edukasi protokol kesehatan (CHSE) yang sudah diterapkan di bandara, pesawat dan tempat pariwisata di Bali di masa pandemi.
"Pas pertama kali dateng lagi ke bandara, rasanya kaya udah lama nggak ketemu sama pacar yang udah LDR lama. Kebayang kan gimana rasanya?" imbuhnya.
Menurut Febrian, protokol kesehatan yang berlaku di bandara, pesawat dan destinasi pariwisata di Bali sudah sangat siap serta sesuai dengan era adaptasi kebiasaan baru.
Dengan tempat dan fasilitas yang sudah siap seperti ini, ia berharap traveler atau wisatawan bisa bijak dan bertanggung jawab dengan disiplin menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Jangan sampai tempatnya sudah siap, tapi kita (traveler atau wisatawan) malah longgar menerapkan protokol kesehatannya. Jadi memang harus bersinergi satu sama lain agar tidak bertepuk sebelah tangan," imbuhnya.
Dari Bali, Febrian pun mengunjungi beberapa destinasi lain #DiIndonesiaAja. Ia lantas menjelaskan bahwa kegiatan edukasi ini merupakan salah satu 'misi kemanusiaan' untuk membantu orang-orang yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata.
Tak lupa, Febrian juga membagikan rekomendasi tempat wisata yang sudah bisa dikunjungi lengkap dengan protokol kesehatan yang berlaku. Di antaranya tempat wisata bertema adventure seperti Bali, Labuan Bajo, Gunung Bromo, Banyuwangi, dan Lombok. Sedangkan, untuk destinasi yang cocok dikunjungi bersama keluarga antara lain, Bintan, Danau Toba dan Joglosemar.
Diakui Febrian, melakukan perjalanan di masa pandemi COVID-19 bisa dikatakan 'lebih mahal', karena wajib melakukan tes PCR atau swab dan rapid sebelum dan setelah bepergian. Namun, hal ini guna memastikan kesehatan diri sendiri dan keselamatan orang lain, khususnya anggota keluarga di rumah.
Saat melakukan travelling di tengah pandemi, Febrian menyebutkan terdapat beberapa barang wajib yang wajib dibawa, yakni hand sanitizer, masker, semprotan disinfektan dan tumbler atau tempat minum sendiri.
"Tapi yang pasti, kita juga (sebaiknya) membawa tumbler atau tempat minum sendiri, karena kalau clean, health, dan safety-nya udah, environment-nya juga jangan lupa. Kita harus selalu menjaga lingkungan dan jangan buang sampah sembarangan harus tetap dilakukan," ujarnya.
Hal tersebut selaras dengan pesan yang disampaikan oleh Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya tentang destinasi pariwisata Indonesia yang sudah siap menerima wisatawan dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Perubahan positif juga banyak terjadi di masa pandemi. Hal itu diakui Febrian yang merasa senang karena kini masyarakat lebih sadar dengan kebersihan, seperti munculnya gerakan penyortiran sampah khusus untuk masker sekali pakai, kebiasaan mencuci tangan dan pentingnya menjaga kesehatan tubuh yang merupakan sesuatu yang sangat mahal.
"Kalau mau melakukan travelling atau perjalanan, jadilah traveler yang bertanggung jawab. Tanggung jawab ini bisa berarti luas, termasuk untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain. Selain 3M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, kita juga perlu menghindari kerumunan. Hal itu bisa membuat kita terhindar dari berbagai mara bahaya yang mungkin terjadi," ujar Febrian.
(akn/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!