Momen hangat mewarnai prosesi serah terima jabatan Menparekraf dari Wishnutama ke Sandiaga Uno. Wishnutama membacakan puisi yang menjadi kado perpisahannya dengan Kemenparekraf.
Usai membacakan pidato selamat datang untuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) periode 2020-2024 Sandiaga Uno, Menparekraf periode 2019-2020 Wishnutama Kusubandio mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekannya di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Ini adalah pidato terakhir saya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada para jajaran, pegawai pariwisata dan ekonomi kreatif atas dedikasi dan kerja samanya, karena setahun belakangan ini kita menghadapi pandemi yang sangat besar sekali khususnya yang menghantam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Wishnutama di Balairung Susilo Sudirman, Rabu (23/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak lupa ia pun berpesan bagi rekan-rekannya di kementerian untuk tetap berbuat baik untuk negara Indonesia.
"Teman-teman Kemenparekraf, selalu pastikan untuk berbuat yang mulia dalam tugas-tugas kita ke depan untuk pengabdian kita kepada bangsa dan negara karena tidak ada waktu yang salah untuk berbuat baik dan tidak ada waktu yang baik untuk berbuat salah. Kerjakanlah segala sesuatu dengan hati untuk kemajuan pariwisata dan ekonomi kreatif," ujarnya.
Akhirnya, ia pun menutup pidatonya itu dengan membacakan puisi karya Ramadhan K.H. Ramadhan K.H atau yang nama lengkapnya adalah Ramadhan Kartahardimadja itu merupakan sastrawan Indonesia yang telah menelurkan karya-karya legendaris. Salah satunya, Kisah Cinta Ibu Inggit.
Inilah puisi Ramadhan K.H yang dibacakan Wishnutama:
Mega mega yang disentuh pudar
Karena keagungan kerja
Badai-badai yang ditentang nyisih
Karena keagungan jiwa
Tiadalah kebahagiaan sebesar
Kebahagiaan selesai kerja
Tiadalah kelapangan sebesar
Kelapangan kemenangan jiwa
Dan semua pengabdian
Diuntukkan bagi keagungan bangsa
Dan semua kelelahan
Diuntukkan bagi kemuliaan manusia
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom