Puncak Jaya atau Carstensz di Papua, Indonesia adalah puncak impian para seven summiter. Lalu, bagaimana dengan sejarahnya?
Puncak Jaya berada pada ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut. Puncak Jaya ini merupakan satu-satunya gunung di mana masih dapat dijumpai gletser di daerah tropis.
Puncak Jaya tergolong salah satu puncak tertinggi di dunia, bersama-sama dengan Puncak Himalaya dan Puncak Andes. Gletser yang masih dijumpai di Puncak Jaya merupakan peninggalan Zaman Es.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada masa itu, Puncak Jaya merupakan suatu kawasan pegunungan yang hampir seluruhnya berselimut salju. Sampai dengan tahun 1962, tak ada seorangpun yang bisa mendaki sampai ke Puncak Jaya.
Nama lain puncak ini seperti tercantum di banyak peta dunia adalah Puncak Carstensz atau Carstensz Top. Nama Puncak Jaya adalah kependekan dari Puncak Jayakesuma.
Nama asli Puncak Jaya atau Carstensz
Nama resmi itu diberikan pada puncak ini setelah Papua kembali ke Indonesia. Suku Amungme pemilik hak ulayat menamakan puncak bersalju ini Nemangkawi Ninggok yang berarti puncak anak panah berwarna putih.
Sebenarnya, nama yang paling sesuai untuk salah satu puncak tertinggi di dunia ini adalah Nemangkawi Ninggok. Karena nama inilah yang diberikan oleh suku Amungme.
Nama Puncak Carstensz sendiri bermula dari pada tahun 1623. Pelaut Belanda, Jan Carstensz, dalam pelayarannya yang melintasi pantai selatan Laut Arafura melalui teropongnya menyaksikan adanya puncak-puncak yang diselimuti salju.
Laporan perjalanannya menjadi bahan cemoohan orang-orang Eropa. Mereka sulit menerima kenyataan bahwa di suatu tempat di daerah tropis dekat katulistiwa bisa ditemui keberadaan salju.
Puncak yang dilihat olen Carstensz tersebut kemudian diberi nama Puncak Cartensz. Berada di Barisan Sudirman, puncak itu sekarang juga dikenal dengan nama Puncak Jaya.
---
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!